Random #2

Arrgghhh

Rasanya pingin teriak. Ok kali ini aku pingin buat postingan alay. Nggak papa ya, jadi sebelum kalian geli dan jengkel sendiri bacanya, aku sarankan berhenti sampai disini.


Aku ini sangat minim pengalaman tentang cinta. Dan mungkin bisa dibilang bodoh dalam hal itu. Mungkin karena selama hidupku aku terlalu asyik dengan kegiatanku, terlalu asyik dengan duniaku sampai-sampai nggak paham gimana memperlakukan orang yang aku suka. Dan pada akhirnya aku memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Sebagai teman.

Kayaknya aku punya Bakat buat nge-friendzone-in diri sendiri deh. 😥😥

Aku mau curhat tipis-tipis lah. Jadi belakangan ini aku tertarik dengan seseorang. Awalnya kami bertemu sebagai panitia di sebuah event yang diadakan organisasi remaja di tempatku. Dan disitulah kami mulai berteman. "Teman". Akrab, dan aku enjoy sekali dengan hal itu.

Hingga suatu hari negara api menyerang, eh gak maksudnya suatu hari ada suatu kejadian yang mungkin merubah sesuatu di antara kita.

Singkat cerita aja ya, di acara unik, yang pesertanya orang-orang dengan umur siap nikah dikumpulkan dan saling memilih kali aja ada yang jodoh. Acara ini berlangsung selama 2 hari. Dari Sabtu sore sampai Minggu sore.

Nah kebetulan pas malamnya aku ketemu dia dan dia bilang kalau dia milih aku, dan ngajak ngobrol-ngobrol buat besok. Karena aku udah memposisikan hubungan kami sebagai teman, dan saat itu sama sekali nggak berniat mengubahnya, aku pun cuma mikir kalau itu cuma buat seru-seruan dan paling dia mau curhat besok.

Singkat cerita kami nggak jadi ngobrol dan malamnya setelah acara selesai dia chat aku dan tanya tadi aku milih siapa kok diem-diem aja. Jujur saat itu ada orang yang aku tertarik dan aku milih orang itu. Aku jujurlah sama dia dan membuat statement yang intinya aku nolak dia. Untungnya chat malam itu berlanjut nyantai dengan gaya "teman" yang biasa. Hingga akhirnya dia ngajak makan dan aku nolak, dengan alasan lain kali aku yang traktir biar nggak melulu dia yang traktir.

Karena obrolan gaya "teman" itu, aku nggak mikir aneh-aneh, hingga suatu ketika aku ngopi sama temen-temen yang lain. Dan ketika aku menceritakan tentang dia, teman-teman ku yang cowok dengan yakinnya mengatakan kalau itu serius. SSamapai-sampai mereka bilangin aku Lola, nggak peka, Pentium 2, karena lelet nggak paham kalau lagi diajak serius sama orang.

Alhasil karena dua orang itu aku nggak bisa tidur semalaman mikirin tentang serius atau nggaknya. Eh nggak ding, nggak bisa tidur karena abis minum kopi. Hehe.

Tapi setelah mencoba menata hati, aku nggak mau terpengaruh. Dan selama dia sendiri nggak bilang kalau dia serius maka aku akan terus nganggap hal itu cuma main-main.

Oke dan satu bulan berlalu, akhirnya aku bisa nepatin janjiku buat traktir dia. Dan setelah obrolan ngalir ngidul aku pun memberanikan diri buat nanya perihal keseriusan itu. Dan dia bilang cuma "main-main". Dan sakit hati sih, sedikit. Untungnya aku nggak baperan orangnya. Rasanya pingin kupukul dua orang yang dengan yakinnya bilang kalau orang itu serius.

Pokoknya begitulah. Jujur aja  dia itu punya "husband material" dan kalau dia serius sebenarnya aku nggak nolak. Meskipun aku nggak ada rasa sekalipun, orang dengan Husband material kayak gitu pasti bakal aku pertimbangin banget. Tapi apa mau dikata lah. Yang jelas, aku capek dengan Koda kode, nggak mau kebanyakan analisis, kalau dia kayak gini tuh artinya dia ada rasa dan analisis bodoh lainnya.

Kalau emang serius ngomong aja. Aku nggak peka dan lelet kalau masalah beginian. Dan mungkin agak "bodoh". Dan yang pasti aku menolak mengartikan tanda-tanda yang berpotensi bikin baper dan sakit sendri kalau ternyata nggak benar.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, kadang setiap tertarik sama orang, rasanya pingin ngungkapin aja gitu loh, kayak di drama-drama kan kayaknya gampang banget. Tapi ini dunia nyata bung. Orang itu pasti punya teman cerita. Dan bayangkan apa yang dia ceritakan, belum lagi kalau orang yang diceritain itu ember baskom dan tersebar gosip dari mulut ke mulut yang pasti ceritanya udah lain-lain, kecampur sama subjektifitas masing-masing. Maka the end of story.

Jadi bahan gosip, dll

Akhir kata, wassalam.

Meskipun mustahil, berharap dia nggak sengaja klik link di bio Instagram ku dan baca postingan ini. Huft

Btw. Selamat berpuasa. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulzzang Girl List Name Part 2