Random #3

 Hi my old home,

Long time not post anything here. So i'm here to post something random just because i want to.

Dan aku Jihan, si pecinta kopi yang bahkan sekarang nggak bisa minum kopi gara-gara masalah asam lambung. Masih Jihan yang sama sejak beberapa tahun lalu, bahkan mungkin dari sebelum-sebelumnya.

Tahun ini aku 24 tahun. Umur yang tidak begitu spesial, namun aku masih bersyukur masih diberi kesempatan untuk bernafas sampai hari ini. 

Di luar masih hujan gerimis, sambil lagu 'before you go' dari Lewis Capaldi mengalun dari youtube yang kunyalakan di Smartphone Samsung A30 ku, dna aku sendirian di Kantor dengan pekerjaan yang sudah selesai. Suasana hujan dan sepi selalu berhasil membuat keinginan menulisku terpanggil. Meskipun rasanya sudah tidak semahir dulu.

Banyak hal yang terjadi setahun belakangan. Hal paling besar yang terjadi adalah, aku menikah. Tepatnya tanggal 08 November 2019. Tepat di umur 23 seperti targetku dulu. Dengan seseorang yang tidak pernah kusangka-sangka. Bahkan sebelumnya, sedikitpun namanya tidak pernah terpikirkan untuk menjadi pendampingku kini.

Dia tidak sempurna dan tentu saja memiliki banyak celah. Bahkan jujur saja, dia agak menyimpang dari kriteria calon suamiku dulu. Namun siapa sangka, meskipun aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi dia selalu punya hal lain yang sebelumnya tidak pernah kusangka akan sangat kubutuhkan. Aku menyukainya, mencintainya. Sangatt.

Dan kami mulai menyusun banyak rencana baru, untuk tahun ini, bahkan sampai berpuluh-puluh tahun yang akan datang. Meskipun beberapa rencana agak sedikit gagal karena wabah covid-19. Tapi tak apa, toh manusia hanya bisa berencana, dan Tuhan ada sebaik-baiknya perencana.

Dia orang yang memiliki level receh yang sama denganku. Kami banyak menertawakan hal yang mungkin sebagian orang tidak lucu. Namun, aku bahagia. Sangat bahagia. Meskipun hari-hari kami hanya diisi dengan canda tawa sederhana.

Dia orang yang mampu mengimbangi diriku. Ketika sedang mood atau tidak mood, ketika aku mulai bertingkah aneh dan sangat menyebalkan. Dia bisa menerima itu semua. Bahkan sekalipun aku belum pernah melihatnya marah yang sangat marah. 

Dan ketika aku marah. Dia bisa meredakannya. Dia hanya akan diam mendengarkan aku mengomel sambil menangis. Kemudian membersihkan ruang di sampingnya dan menarikku untuk duduk disana. Dengan lengan besarnya ia merangkulku, mengelus rambutku dan menyeka air mataku. Setelahnya ia akan meminta maaf, mengatakan hal-hal lembut untuk meredakan tangis dan marahku. 

Terkadang, aku merasa ia terlalu baik dan aku tidak pantas untuknya. Kenapa ia tidak marah disaat ia pantas untuk marah. Bahkan dengan sifatku yang menyebalkan dan keras kepala, ia masih akan memelukku dan mengarahkanku dengan lembut. Menasihati tentang hal yang diperbaiki, meskipun kadang sedikit menghakimi, namun ia tetap maklum.

Dulu aku pernah bilang ke dia, bahwa aku mau menikah dengannya bukan karena aku membutuhkannya, namun karena aku ingin dia ada dalam hidupku. Arogan sekali. Karena kini aku sadar. Aku tidak hanya menginginkannya, tapi juga amat sangat membutuhkannya. Untuk setiap detik yang kujalani dalam hidupku. Untuk setiap nafas yang kuhembus. Aku ingin ada dia. 

Maaf karena setelah semua ketulusan yang kamu tunjukkan, aku pernah meragukanmu.

Untuk yang kusayangi Suamiku, Imam Saifudin. Terima kasih selalu menyediakan telinga untuk mendengar semua kisahku, dada untuk tempat sandaranku, dan hati yang sabar untuk menghadapiku.

I love you








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulzzang Girl List Name Part 2