Dear you.



Dear you,

Bersama ini terlampir hati yang telah engkau beri rasa, lalu engkau tinggalkan dan jatuhkan.
Untuk selanjutnya saya hendak menindak lanjuti rasa sakit yang mungkin akan datang belakangan. Adakah opsi lainnya? Untuk hati ini tak merasa luka?
Mohon advicenya.

Demikian dan terima kasih,
Salam,
-Pemilik hati yang kau lukai.


WKWKWKWKWKWKWKWKWKWKWKWK
Sebelumnya aku pingin ngakak dulu, kayaknya surat di atas itu alay banget ya. Yah anggap aja cuma sekedar keisengan buat ngisi waktu luang.

Jadi pekerjaan hari ini udah selesai semua, dan kebetulan boss lagi nggak ada di kantor. Daripada ngantuk sedangkan peraturan perusahaan nggak boleh tidur waktu jam kerja, alhasil aku mutusin buat ngisi sesuatu lah di rumah kesayangan ini.

Sedikit kisah aku pingin cerita tentang sesuatu. Jadi udah beberapa bulan ini aku kerja di sebuah perusahaan yang isinya cowok semua, mungkin aku udah pernah mention di postinganku yang sebelumnya. Tapi jujur aja, mungkin karena terlalu sering bergaul sama bapak-bapak, sifat tomboyku agak keluar lagi. Padahal belakangan ini udah belajar buat bersifat anggun dengan melakukan segalanya serba lembut dan dilambat-lambatkan.

BUT, itu semua nggak berlaku di perusahaan yang ingin semuanya dilakukan serba cepat. Belum lagi kalau ada kegiatan di luar kantor dan mengharuskan aku untuk ikut kegiatan dengan para bapak-bapak ini. Jalan mereka super cepat, dan kalau naik tangga langsung dua. Alhasil mau nggak mau aku harus menselaraskan langkahku dengan mereka.

Tapi kadang juga mereka itu kalau bercanda lucu. Dan yang pasti karena sering ngobrol, topik obrolanku pun terikut dengan mereka. Ngomongin bola, bencana alam, politik, dll. Yang untungnya aku gak awam banget lah.

Dan belakangan ini aku jadi sering banget bikin email resmi yang formatnya kayak surat di atas itu. Makanya kemudian kepikiran dan jadi inspirasi buat postingan ini.

Jujur aja, aku agak nggak ngerti sama perasaanku sendiri. Aku pernah suka sama orang, waktu itu sempat dekat meski cuma sekedar temenan. Kemudian lama nggak ada kontak-kontakkan, dan aku deket sama orang lain yang pernah aku singgung di postinganku sebelumnya, tapi kayaknya udah aku hapus deh.

Belakangan ini aku lumayan deket lagi sama dia, kami sering chat, beberapa kali telponan dan bahkan dia beberapa kali video call aku, meskipun hampir nggak pernah kuangkat.

Dulu aku seneng banget liat dia, seneng banget nge stalking dia, bahkan senengnya minta ampun waktu dia nelpon. Tapi sekarang biasa aja. Yah mungkin ada rasa senang sedikit, tapi sedikit banget. Nilainya 1 dari skala 1 - 10. Liat foto profil wa nya aja kayak ngerasa agak risih gitu

Dan justru semakin banyak pertanyaan yang timbul di benakku. Apa dia biasa memperlakukan cewek kayak gini? Karena jujur, aku pribadi nggak akan nyaman buat nge vid call seseorang yang nggak terlalu dekat. Apalagi secara pribadi. Sama yang deket banget pun kayaknya gak mungkin, kecuali  rame-rame sama temen-temen, okelah.

Kalau aku orangnya baperan, mungkin aku udah kayak orang gila kali yaa, apalagi secara looks dia lumayan ganteng. Tapi sebisa mungkin aku berusaha berpikir realistis. Prinsipku, "selama dia nggak bilang suka, artinya dia nggak suka. Mau sejelas apa pun tandanya, mau seperhatian apapun, dan bagaimanapun pendapat teman-temanku tentang sikapnya ke aku."

Karena aku tahu, ngasih perhatian tanpa ada rasa itu gampang. Karena aku pun pernah melakukannya. Dan mungkin sekarang ini aku praktekin ke dia. Ngasih dia perhatian, kadang ngegombal, nyemangatin dia, tanpa sedikit pun membawa perasaan.

Jahat? Mungkin.

Tapi aku juga gak tau apakah dia betul-betul ada rasa atau sama seperti yang aku lakukan. Karena jika dari awal aku melakukan semua dengan membawa perasaan, maka bisa jadi akulah yang akhirnya terluka. Dan aku terlalu menyayangi diriku dan hatiku untuk ngebuat mereka terluka sehingga sedari awal aku ngasih dinding pembatas agar perasaanku tidak terlalu terbawa.

Dan jika di kemudian hari hubungan kami merenggang, aku nggak akan ngerasa kehilangan. Toh aku nggak bisa baca pikirannya dia dan aku nggak tahu isi hatinya. Bisa jadi dia cuma anggap aku pengisi waktu luangnya dan kesendiriannya.

Jadi, sejauh ini aku cuma mau semuanya ngalir gitu aja. Yah anggap saja cuma satu dari sekian banyak interaksi sosial yang harus aku lalui. Jika kemudian semuanya berubah menjadi rasa suka, aku harap bukan hanya aku yang merasakan.

Dan misalnya posisiku cuma sebagai pengisi luangnya, karena dia butuh perhatian. Rasanya aku pingin berhenti daripada terus-terusan membuat dosa. Silahkan cari seseorang yang mau ngasih perhatian dan mendengar semua ceritanya.

I'm quit, I'm done.

Jika memang ada rasa, nyatakanlah. Mungkin hubungan main-main ini bisa jadi komitmen, dan mungkin rasa suka akan bisa tumbuh.

Jika terus seperti ini, rasanya aku jadi orang jahat yang memberikan perhatian palsu.

Seperti itu saja.
Best regards,

-Jihan

cr. pics: google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulzzang Girl List Name Part 2