fanfic : "Story About Us" part 1


 Seperti yang saya katakan, kalau saya ingin buat ff. nah inilah jadinya. meskipun baru part pertama. doakan saya supaya saya bisa menyelesaikan ni ff samapai tamat.
Check it out... ::>

Jisun POV
                “Huahh…” aku sudah menguap untuk ketiga kalinya. Apakah aku harus pergi kesana dalam keadaan seperti ini. Padahal tadi malam aku begadang sampai jam 4 pagi dan SMS dari Donghae berhasil membangunkanku jam setengah sembilan pagi ini. Dan Karena SMS itulah sekarang aku sudah berpakaian layaknya orang yang akan bepergian. Rasanya sangat malas pergi. Padahal rencananya aku mau tidur sampai jam 12 siang. Tapi bahkan baru 4 setengah  jam aku tidur sudah ada yang mengganggu dan memaksaku untuk bangun.
                Kalau saja di SMS itu tidak tertulis Kibum sedang sakit, aku pasti tidak akan pergi. Tapi sebagai sahabat yang baik, aku harus menjenguk Kibum. Aku menatap pantulan bayanganku di cermin depanku. penampilanku seperti orang yang mau bepergian. Terlihat rapi dan bersih. Tapi kalau kuperhatiak wajahku seperti orang baru bangun tidur. Yach bisa dibilang mukaku masih muka bantal. Aku memutar kepalaku dan pandangan mataku kini tertuju pada jam dinding yang kini menunjukkan pukul 09.15. andaikan tidak ada SMS itu, pastinya sekarang ini aku masih di tempat tidur.
                “Yaa! Jisun, kau jadi pergi tidak. Kau lama sekali. Nanti aku bisa terlambat!” teriak seorang namja dari balik pintu kamarku. “Iya.. Iya… sabarlah, aku akan keluar sekarang.” Teriakku tidak kalah kerasnya. Dengan segera aku mengambil tasku yang dari tadi tergeletak di tempat tidur. Sambil berjalan kearah pintu, aku melihat kembali SMS dari Donghae tadi.
Kawand2, tman Qta trcnta yg brnma Kim Kibum sdng sakit…
N’  dia sndirian di humz.a…
Qta k humz.a (Apartmentnya) jm 9…
JANGAN LUPA!!!
Yach, begitulah kira-kira isi SMS sialan itu.
                Aku membuka pintu kamarku dan seorang namja yang lebih tinggi dariku berdiri di depanku. “Hyung, kajja! Bukankah kuliahmu hampir mulai. Nanti kau bisa terlambat.” Kataku sambil menarik tangan Hankyung Hyung ke luar rumah, aku melirik sedikit kearahnya dia terlihat pasrah kutarik-tarik seperti ini. maklum, sudah biasa aku melakukan hal ini padanya.            
Di depan rumahku terpakir mobil Honda jazz warna hitam yang siap untuk dinaiki. Akupun segera naik diikuti Hankyung Hyung yang naik ke kursi pengemudi. “HUAHH!!!” sekali lagi aku menguap dan beberapa saat kemudian aku sudah tertidur pulas di dalam mobil yang hangat.
                “HYAA! BANGUNLAH, SUDAH SAMPAI!!!.” Aku terbangun dari tidurku karena mendengar teriakan. Aku mulai membuka mataku dan melirik ke luar. Tempat yang kukenal.
“Seharusnya, kalau kau ngantuk sekali, tidak usah memaksakan diri untuk pergi. Tadi malam kau kan begadang, dan baru tidur jam 4 pagi. Kau pasti kurang ti….”  
“Hyung, aku kan begadang gara-gara kamu.” Potongku saat dia sedang berceloteh.
“bisa-bisanya kau menyalahkanku. Aku tidak tahu bahwa folder di flashdisk itu adalah tugas sekolahmu, jadi aku menghapusnya. Lagipula kau meminjam Flashdiskku tanpa izinku.” Ucapnya dengan suara keras dan bernada marah.
“ya sudahlah! jemput aku kalau nanti kutelpon.” Kataku sembari membuka pintu mobil. Aku tidak mau meneruskan pertengkaran antar kakak-adik ini.
“aku tidak bisa menjemputmu. Aku ada urusan hari ini. Kau pulang saja sendiri.” Ucapnya kemudian pergi meninggalkanku yang sedang berdiri di pinggir jalan.
                Sekali lagi kulirik orang-orang dalam ruangan apartment ini. mereka juga melirikku.”Hya! jam berapa ini? kenapa kamu baru datang?” Donghae meneriakiku. Aku melihat jam tanganku. Memang, sepertinya aku terlambat setengah jam dari waktu perjanjian.
“mianhae, tadi di jalanan macet.” Hanya itu alasanku padahal aku sama sekali tidak tahu karena tidur di perjalanan.
 “Hey, sepertinya ada yang kurang. Donghae, Eunhyuk, Kibum, Yoora, Sohee.” Tambahku sambil menyebutkan dan menunjuk  teman-temanku satu persatu.
“Kyuhyun sedang mengantar Ummanya menjenguk teman Ummanya yang sedang sakit.” Kata Yoora yang sedang focus dengan laptopnya. Kata-katanya itu membuatku sadar bahwa yang kurang adalah Kyuhyun.
~~~       
Author POV
                Jisun berjalan kearah teman-temannya lalu menghempaskan badannya di sofa empuk di samping Kibum.
“bagaimana kabarmu? Apa sampai sekarang masih sakit?” tanyanya sambil merangkul Kibum.
“Ya! Kau tidak lihat wajahnya pucat seperti itu.” Ujar Sohee pada Jisun yang kemudian melepaskan rengkulannya dan memperhatikan wajah Kibum yang memang terlihat sangat pucat.
“wah iya juga ya. Kau pucat sekali.” Kata Jisun yang tidak melepaskan tatapannya dari wajah Kibum.
“Jisun, jangan menatapnya seperti itu!” kata Donghae yang kemudian menghalangi pandangan Jisun dengan majalah yang dari tadi tergeletak di meja ruang tamu.
                “Ya! Kalian sedang OL yach? Dari tadi serius banget ngeliatin laptopnya.” Tanya Eunhyuk yang dari tadi diam pada dua yeoja yang dari tadi memelototi laptop.
“Nggak, kita lagi liat video Super Junior.” Kata Yoora dengan sedikit kasar karena merasa terganggu konsentrasinya karena pertanyaan Eunhyuk itu.
“MWO? Video SuJu? Kenapa nggak bilang dari tadi kalau kalian lagi nonton video SUJU?” kata Jisun yang kemudian menghampiri laptop milik Yoora dan ikut memelototi layarnya.
“WAW, cowokku cakep banget.” Kata Sohee setengah berteriak. Melihat kelakuan 3 yeoja sahabat mereka ini yang tergila-gila dengan Super Junior, Donghae, Eunhyuk dan Kibum hanya bisa geleng-geleng kepala.
                Lee Donghae, Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk, Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Yeon Sohee, Han Jisun, dan Kim Yoora adalah sahabat dari SD. Sebenarnya masih ada satu orang lagi sahabat mereka yang bernama Eunra yang tak lain adalah Noona Kyuhyun. Tapi Eunra pindah ke Indonesia semenjak SMP, karena harus menemani Halmoni-nya yang tinggal sendirian di sana. Entah apa yang menyatukan persahabatan mereka. Bahkan tempat tinggal mereka terpisah cukup jauh, dan mempunyai sifat dan kegemaran juga kesukaan yang berbeda. Tapi sebuah ikatan persahabatan menyatukan mereka dengan segala perbedaan diantara mereka.
Donghae yang paling tua diantara mereka adalah cowok biasa yang terobsesi menjadi nelayan, Sohee yang tertua kedua adalah cewek manis yang punya sifat dewasa dan pintar berdandan, Yoora yang tertua ketiga adalah cewek cantik bermata bulat besar yang sangat feminim dan selalu mengikuti mode trend fashion, Jisun yang tertua ke-empat adalah cewek tomboy n’ cerewet yang tidak suka memanggil namja yang lebih tua dengannya dengan sebutan Oppa. Maka dari itu, kakak laki-lakinya dipanggil dengan sebutan Hyung. Eunhyuk diurutan berikutnya adalah playboy nggak laku yang sering dipanggil monyet oleh teman-temannya, Kibum diurutan berikutnya adalah cowok pendiam dan irit ngomong yang punya killer smile yang membuatnya memiliki banyak fans dikalangan adik kelas, dan terakhir yang sekaligus magnae adalah Kyuhyun, gamer sejati yang sering lupa sama sekitarnya kalau lagi main starcraft, game kesukaannya.
Di umur mereka yang rata-rata yang sudah menginjak 17 tahun sedangkan Kyuhyun masih 16. Membuat mereka semakin akrab. Kira-kira sudah 10 tahun mereka bersahabat. Dan di hari bersalju yang dingin ini mereka tetap rela keluar rumah demi menemani sahabat mereka yang sedang sakit dan home alone. Meskipun daripada menjenguk lebih tepat dikatakan menghancurkan Apartment Kibum yang awalnya rapi menjadi tak berbentuk. Tapi mereka semua senang karena bisa menghabiskan waktu bersama. Sampai-sampai Kibum lupa bahwa dia sedang sakit. Inilah kisah persahabatan anak-anak manusia yang sedikit terusik karena adanya benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka. *jiahh, kata-kata gw*
Tak terasa sudah pukul 4 sore dan merekapun harus pulang karena punya panggilan masing-masing. Setelah membereskan Apartment Kibum yang seperti kapal pecah, merekapun pulang untuk memenuhi panggilan masing-masing. Sohee dan Yoora yang tadi perginya bersama naik skutermatic milik Sohee pulang bersama lagi. Sedangkan Eunhyuk dan Donghae pulang bersama naik motor butut milik Eunhyuk. Karena tidak ada tumpangan pulang, Jisun terpaksa menelpon Hyung tersayangnya untuk dijemput, meskipun dia tidak yakin Hyungnya bisa menjemputnya.
Dugaan Jisun benar, Hyungnya sedang sibuk sehingga tidak bisa menjemputnya, dia pun berjalan keluar gedung apartment itu dan menunggu Taxi lewat. Tapi saat ingin menyetopkan taxi, dia melihat sosok yang sangat dikenalnya keluar dari pintu gedung apartment itu dengan tubuh oleng . tanpa banyak basa-basi, Jisun berlari menghampiri orang itu yang ternyata adalah Kibum.
“ya! Apa yang kau lakukan disini. Diluar ini sangat dingin. Lihatlah! Wajahmu itu lebih pucat dari yang tadi.” Kata Soojin sambil memandang Kibum dengan tatapan Khawatir.
“Aku baru sadar kalau obatku habis, jadinya sekarng ini aku mau pergi ke apotik deket sini untuk beli obat.” Ujar Kibum dengan lemas.
“Kembalilah ke Apartmentmu. Biar aku saja yang beli. Kalau kau memaksakan beli, kau akan bertambah sakit. Kau bisa jalan kembali ke ruangan mu kan?.” Kibum hanya mengangguk mendengar kata-kata Jisun, kemudian ia berbalik dan pergi kearah lift. Jisun pun segera berjalan kearah apotik di seberang jalan.
~~~
Kyuhyun POV
                Kuketuk pintu apartment ini sekali lagi, kenapa tidak ada yang membukakan? Apa mereka semua sudah pulang? Dasar sial, ini semua gara-gara Ummaku. Kalau saja tadi dia tidak menyuruhku mengantarnya ke rumah sakit, pasti aku tidak akan datang jam segini. Kalaupun hanya mengantarnya saja masih mending, tapi dia menyuruhku menunggunya sampai selesai menjenguk temannya itu. Bayangkan bagaimana perasaanku tenggelam dalam obrolan Umma-Umma yang suka bergosip. Aku seperti kambing congek disana. Untung saja aku membawa PSP ku sehingga aku tidak terlalu bosan.
                Aku meihat seseorang berjalan ke arahku. Sepertinya aku mengenal itu. Penglihatanku memang sedikit buruk sehingga tidak jelas melihat jauh. Hei, itukan KIbum Hyung, ada apa dengan dirinya, kenapa seperti orang mabuk yang jalannya miring-miring.
“Kenapa baru datang? Mereka semua sudah pulang.” Kata Kibum Hyung sambil membuka pintu apartment ini. wajahnya pucat sekali, apa sakitnya parah? “Masuklah.” Ujarnya pelan dan berjalan mendahuluiku. Dia berjalan oleng kearah meja makan.
“Hyung, gwaencana?” kataku kepada Kibum Hyung. “Eh, gwaencana. Aku hanya ingin minum air.” katanya sambil mengambil botol air mineral di atas meja dan menuangnya ke gelas.
Aku berjalan kearah jendela kaca besar dan melihat pemandangan dari lantai tujuh ini. pemandangan di luar didominasai oleh warna putih. Wajar saja, salju sedang sering-seringnya turun. Tiba-tiba terdengar suara seseorang membuka pintu. Aku melirik Kibum Hyung, dia sepertinya akan pingsan. Aku berjalan menghampirinya, tapi ada seseorang yang berlari dari pintu kearah Kibum Hyung. Tunggu, itukan Jisun Noona. Dia berlari kearah Kibum Hyung dan dengan sigap menahan tubuh Kibum Hyung yang akan jatuh. Pose mereka berdua seperti sedang berpelukan.
“Ya! Kibum, gwaencanayo?” teriak Jisun Noona yang masih bertahan dalam posenya. Sedangkan Kibum Hyung hanya diam. Ah, moment seperti ini tidak boleh dilewatkan, akupun mengambil hp-ku dan memotret mereka yang sedang berpelukan.
Jisun Noona berusaha membawa Kibum Hyung ke Sofa. Dia sepertinya keberatan, apakah aku harus bantu. Hmmm,, let me thinking. Yaudah dech, bantu aja. Saat akan berjalan menghampiri mereka, aku merasa hp-ku bergetar. Kulirik layarnya dan ternyata ada sms masuk. Ternyata dari Ummaku. Dia mengingatkanku untuk menjemput anak teman Ummaku di bandara. Saat di rumah sakit tadi, teman Ummaku memintaku menjemput anaknya di bandara. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi karena dia sedang sakit. Jadinya aku iya-in aja permintaannya. Aku kan orang baek, jadinya harus peduli krpada sesame. Aku menaruh kembali hp-ku ke dalam kantong celanaku. Sepertinya sekarang Jisun Noona sudah tidak butuh bantuanku, karena dia sudah berhasil mendudukkan Kibum Hyung ke sofa. Dia duduk di samping Kibum Hyung dengan nafas ngos-ngosan.
Akupun berjalan kearah mereka. “Noona, hyung, aku pulang duluan yach!” kataku dengan sedikit teriak dan membuat Jisun Noona tersentak kaget. Dia memutar kepalanya dan melihat ke arahku.
“Ya! Sejak kapan kau disini?” teriaknya.
“Sejak tadi.” Jawabku enteng.
“MWO? Kenapa kau tidak membantuku tadi?” teriaknya dengan wajah sebal.
“kau tidak meminta bantuanku.” Jawabku dengan wajah tanpa dosa. Dia memelototiku dan seperti ingin berdiri menghajarku. Tapi belum sempat dia berdiri, kepala Kibum Hyung yang masih pingsan jatuh ke paha Jisun Noona yang membuatnya tidak bisa berdiri. Dia terlihat sedikit kaget tapi tidak berani memindahkan kepala kibum Hyung dari pahanya.
“kalau begitu aku pergi dulu ya. Aku masih ada urusan penting. Oh ya, gomaweo, pose kalian tadi sangat bagus. Pasti bisa menambah koleksi fotoku di facebook.” Ujarku sambil tersenyum dan berjalan kearah pintu.
“Ya! Neo jeongmal!” teriaknya. Aku melirik sekali lagi kearah Jisun Noona yang wajahnya telihat sebal.
Kupegang tinggi-tinggi kertas karton bertuliskan Kim Hyechan. Kenapa lama sekali, bukannya seharusnya pesawatnya sudah sampai dari lima menit yang lalu. Menyebalkan sekali. Umma, kau benar-benar membuatku susah. Tanganku pegal sekali. Dari tadi mengangkat tinggi-tinggi kertas karton ini. aku memperhatikan lagi pintu kedatangan. Banyak sekali orang keluar dari pintu itu. Apakah Hyechan ada di salah satu dari orang itu. Semoga saja ada.
“Kau kyuhyun?” sebuah tangan memegang punggungku. Aku berbalik dan mendapati seoarng yeoja berdiri di depanku. rasanya ada yang aneh dnegan yeoja ini. “Aku Hyechan, Kim Hyechan.” Ujarnya lagi. Aku bernafas lega, akhirnya orang yang kutunggu datang juga. “ikuti aku.” Kataku sambil berjalan mendahuluinya. “Ya! Kyuhyun, bolehkan aku bertanya sesuatu.” aku berbalik dan melihat ke arahnya. “Mworago?” tanyaku. “Apa sekarang di Korea sedang musim dingin?” tanyanya. Aku memperhatikannya dan sekarang aku tahu apa yang aneh darinya. Dia hanya memakai kaos oblong dengan celana jins. Dan topi pelukis. Dan sepertinya dia tidak membawa koper. Yang dibawanya hanya sebuah ransel yang tidak terlalu besar yang kini menggantung di punggungnya. Apakah dia tidak membawa banyak barang.
“Apa kau tidak membawa baju musim dingin?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya. Dia hanya menggeleng. Omo, sekarang ini suhu diluar dingin biuddh. Bisa-bisanya dia nggak bawa baju musim dingin.
 “Ummaku tidak memberitahuku. Lagipula di Indonesia tidak musim dingin.” Jawabnya sambil memperhatikan jaketku.
“kalau begitu kau harus tahan dingin. Kau tahu diluar sangat dingin, dan aku tidak memakai mobil. Aku memakai motor.” Dia melotot mendengar kata-kataku barusan. Salahnya sendiri tidak membawa jaket musim dingin. Dia diam sesaat seperti sedang berpikir.
“bisakah nanti kita mampir di toko baju? Aku mau beli jaket musim dingin.” Pintanya. Aku hanya mengangguk. Pasti itu yang dia pikirkan tadi.
Dia terlihat kedinginan, suhu sekarang ini 5o celcius, dan yang dia pakai hanya sbuah jake tipis dari kain katun. Sebenarnya aku kasihan melihatnya, tapi kalau aku pinjamkan jaketku, aku akan mati kedinginan. Biarlah, toh di dekat sini ada toko baju, tapi di toko itu semuanya serba mahal, semoga saja dia membawa uang banyak. Aku memakai helm dan dan segera naik ke motor kesayanganku ini dan aku memberikan helm satunya lagi kepadanya. Dia memakainya, tapi tidak langsung duduk di motor.
“Kyuhyun-ssi, sepertinya ada serangga yang tadi masuk ke jaketmu.” Ucapnya tiba-tiba,
“MWO? Jangan bohong!” kataku.
“Mana mungkin aku bohong sama orang yang baru kukenal, lihat saja sendiri kalau nggak percaya.” Aku menatapnya dengan tatapan yang mengartikan awas kau kalau bohong. Kubuka jaketku dan memeriksa bagian dalamnya. Sepertinya tidak ada. “Tidak ada, ya? Coba sini kuperiksa.”
Akupun memberikan jaket ditanganku padanya. Dia mengambilnya, tapi tidak memeriksa malah memakainya. “nah, kalau beginikan lebih hangat, Gomaweo Kyuhyun-ssi,” ucapnya dengan wajah polos. Sialan, dia menipuku. Aku memelototinya dan dia balik memelototiku. Aku menarik jaketku yang kini dipakainya. “Lepaskan!” bentakku. “ANDWAE! Kau tega melihat yeoja yang kedinginan? Lagipula kau kan pakai sweater.” Ucapnya dengan sedikit berteriak. Lalu, Dia naik ke atas motor dan duduk di belakangku. Aku ini aneh sekali, biasanya aku akan marah-marah dna mempertahankan jaket itu. Tapi kenapa hari ini aku menurut padanya. Apa aku sedang sakit. Aku memegang jidatku dan tidak panas. Apa-apaan ini.
Kami sampai di toko baju yang kumaksud. Didalam toko, kami menuju temapt mantel-mantel musim dingin digantung. Untung saja di toko ini dipasang penghangat, jadinya aku tidak kedinginan seperti di luar. Kulihat Hyechan sedang membolak-balikkan mantel-mantel. Lucu sekali tingkahnya. Hei, apa-apaan aku ini. dia datang menghampiriku dengan membawa sebuah mantel warna hijau muda. “Ayo, kita ke kasir. Aku beli yang ini saja.” Dia melepas jaketku kemudian memberikan jaket itu padaku. Akupun memakai jaket hitam milikku. Aku hanya berdiri diam memperhatikan Hyechan yang seperti kebingungan di kasir. Aish, ada masalah apalagi anak ini. apa aku harus kesana untuk memeriksa keadaan? Baiklah, aku kesana sekarang.
“Mianhamnida, Bolehkah aku membayar ini dengan uang rupiah? Aku sama sekali nggak bawa uang won.” Terdengar suara Hyechan yang sepertinya sedang bingung. “Maaf kami tidak bisa.” Ujar cewek penjaga kasir di depannya. Hyechan melambaikan tangannya kepadaku. “Kyuhyun-ssi, kemarilah!” mendengar itu, penjaga kasir melirik ke arahku. Haish, sebenarnya aku ingin pura-pura tidak mengenal Hyechan, tapi terlambat, penjaga kasir iru menatapku dengan tatapan yang bisa diartikan sebagai bayarlah ini. akhirnya, akupun berjalan kearah mereka. “Berapa?” tanyaku kepada penjaga kasir. “250 ribu won.” Jawabnya. Aku melotot mendengar angka yang disebutkan oleh penjaga kasir itu. Kukeluarkan deompetku dan mengecek isi di dalamnya. Duitku pas-pasan, dasr cewek sialan. Inikan jajanku bulan ini. dia ini.. bisanya hanya membuatku susah. “Ayolah Kyuhyun-ssi! Kumohon! Aku akan mengganti uangmu kapan-kapan.” Pintanya sambil menatapku dengan puppy eyes-nya. Dengan tidak rela, aku membayar mantel itu.
Kini kami berdua duduk di sebuah taman, dia bilang dia ingin menemui temannya. Huh, merepotkan saja. “hei, mau sampai kapan kita disini, ini sudah sore. Udara juga semakin dingin.” Kataku kesal. “sabarlah sedikit lagi, jebal!” pintanya. Ya sudahlah.
Kaim diam selama beberapa saat. Akhirnya akupun membuka percakapan. Aku bercerita tentang Noonaku yang kini berada di Indonesia. Wah, aku takjub, ternyata dia mengenal Noonaku. Bahkan mereka satu sekolah. kami bercerita panjang lebar. Ternyata cewek menybalkan ini asik juga kelau diajak ngobrol. Wah, sudah 2 jam kami menunggu disini. Karena kami beruda lelah, dan juga kedinginan, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Meskipun dengan sedikit perasaan kecewa di benak Hyechan. Aku bisa merasakan itu dari tatapan matanya.
~~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How it feels when you fall in love?

Ulzzang Girl List Name Part 2