A Love So Beautiful
Because a love is so beautiful
Kali ini aku pingin ngebahas sedikit tentang drama china
yang lagi airing dan cukup booming diantara pecinta drama. Judulnya A Love So
Beautiful.
Bagi kamu yang suka Youth Romance Drama dengan cerita yang
nggak terlalu berat, coba deh nonton drama ini. Dijamin 100% nggak rugi.
Aku nemuin drama ini di salah satu blog tentang drama yang
sering aku kunjungi. Ngelihat gambar-gambarnya kok kayaknya so sweet gitu yaa.
Akhirnya setelah mulai tayang di China sana, kebetulan blog itu nge-post recap
di episode 1. Dan WAAAAAAAA. Aku SUKAAAAAAKKKKK BANGGGEEEETTTTTTT. Hahaha.
Dan cuss lah mulai nyari dramanya di Youtube. Untungnya ada
orang-orang baik yang mau ngasih eng-sub di videonya. Nemu satu lagi drama yang
bakal exicted buat ditungguin tiap minggunya. Karena setelah Age Of Youth 2,
belum ada lagi drama yang bikin nggak sabar nunggu minggu depan.
Awalnya agak gimana gitu dengan bahasanya. Soalnya biasa
nonton drama Korea dan sekarang dengerin bahasa Mandarin kayak nggak akrab aja
di telinga. Untungnya bahasanya agak-agak mirip bahasa Thailand, jadi nggak
terlalu asing banget deh. Temen-temenku juga waktu aku promosiin drama ini
mereka nggak yakin dan nggak pingin nonton karena bahasanya. Tapi setelah ku
lihatin opening songnya, mereka akhirnya mau nonton dan SUKKAAAAKKK. Wkwkwk.
Drama ini tayang 4 episode per minggu, dan bagi pelanggan
VIP mendapat 8 episode di minggu pertama. Aku nggak ngerti gimana sistem TV
kabel di sana, pokoknya yang penting kita yang notabene tinggal nan jauh dari
China bisa kecipratan buat nontonnya.
Jadi, drama Ini bercerita tentang Chen Xiao Xi (diperakan oleh Shen Yue), Murid
Sekolah Menengah (Mungkin kalau disini nyebutnya SMA kali yaa. Karena
diceritakan umurnya waktu itu 16 Tahun). Dia ini termasuk Anak SMA yang
enerjik, bersemangat, sifatnya agak kanak-kanak, polos, kalau aku menilainya
sebagai cewek pun, Xiao Xi ini tipe yang ngegemesin banget. Dia ini nggak
terlalu pintar, Tapi berhasil masuk sekolah Chen Xi yang bisa dibilang sekolah
unggulan gitu. Tapi itu pun karena Sekolah Chen Xi menurunkan 5 poin untuk
standar kelulusannya.
Diceritakan Xiao Xi naksir tetangganya yang juga temen
sekelasnya. Jiang Chen (Hu Yi Tian). Murid terpintar di sekolah, IQ 200, Ganteng tapi
arogan. Bahkan dia nggak tau nama anak sekelasnya sendiri sampe harus dikasih
tau dulu sama teman sebangkunya waktu ada anak cewek yang mau nanya tentang
pelajaran ke Jiang Chen, (kalau aku bilang sih bukan nanya pelajaran, tapi
nyari perhatian hahaha.)
Xiao Xi ini tipe yang terus terang. Dia nggak ragu buat
ngomong ‘Aku suka kamu’ ke Jiang Chen meski di balas dengan dingin oleh Jiang
Chen dengan perkataan ‘Aku nggak suka Kamu’. Tapi dia bukannya nyerah malah
bilang ‘Kalau begitu aku akan mencari cara untuk membuatmu menyukaiku’. Setelah
itu dia nyari di apa gitu namanya aku lupa. (semacam google kalau disini). Dia
nyari ‘Cara membuat laki-laki menyukaimu’. Dan dia mempraktekkan yang dia baca
disitu.
Jiang Chen ini tipe yang dingin dan nggak terlalu peduli dengan
orang lain, agak individualis dan merasa nggak butuh bantuan orang lain. Tapi
di satu sisi dia juga anak SMA biasa yang enjoy aja diajak main game ke warnet.
Dan dia punya cukup banyak fans. Meski di awal dia keliatannya cuek banget sama
Xiao Xi, tapi kita juga diperlihatkan bahwa dia sedikit banyak juga
memperhatian Xiao Xi. Dia sering nguping obrolan Xiao Xi dengan Lu Yang. Teman
sekelas mereka yang duduk di belakang Xiao Xi. Bahkan waktu Xiao Xi ketiduran
pas nungguin Jiang Chen berangkat sekolah, Jiang Chen jongkok di depannya Xiao
Xi dan senyum ngeliatin Xiao Xi tidur. Bahkan nyaris megang pipi Xiao Xi kalau
aja Xiao Xi nggak ngigau dan mengurungkan niat Jiang Chen.
Salah satu daya tarik pasangan ini adalah selisih tinggi
badan mereka yang agak jauh. Bedanya hampir 30 centi-an. Tapi netizen justru
banyak yang suka dengan hal ini. Bikin mereka kelihatan cute kalau lagi berdua.
Apalagi di epilog episode 4 waktu Xiao Xi mau masangkan bando mickey mouse di
kepala Jiang Chen. Sumpah scene itu cute banget. Xiao Xi sampe lompat-lompat
buat masangkan. Tapi akhirnya setelah di bujuk Jiang Chen mau nundukkin
kepalanya buat di pasangkan. Meskipun kayak agak gimana gitu dia pake bando
macam itu.
Selain Jiang Chen dan Xiao Xi, ada Lu Yang (Sun Ning), teman sekelas
mereka. Cowok lemah yang menyebut dirinya Satu-satunya Ahli Cinta di SMA Chen
Xi. Dia suka baca novel dan sering meminjamkannya ke Xiao Xi. Tapi ketika Xiao
Xi minta dibikinkan surat cinta, dia malah kasih liril lagu ke Xiao Xi.
Pokoknya Lu Yang ini lucu lah. Kalau kubilang dia itu kayak Xiao Xi versi
cowok.
Tapi Lu Yang punya masa lalu sebagai korban Bully dan punya
penyakit adri kecil. Aku nggak tahu penyakitnya apa, yang jelas kayaknya cukup
parah karena dia harus rutin minum obat. Karena jadi korban bully, dari kecil
Luyang nggak punya teman dan menghabiskan waktunya dengan game.
Dan Kemudian Lin Jing Xiao atau Jingjing (Wang Zhi Wei). Dia teman sekelas
mereka juga. Cewek cantik yang agak tomboy dan kuat. Tapi biar begitu dia dan
Xiao Xi nge fans sama salah satu penyanyi populer di sana. Dan mereka dekat
karena hal itu. Si Lu Yang naksir sama Jingjing gara-gara Jingjing yang bak
superhero menyelamatkan Lu Yang pada insiden Surat Cinta.
Jingjing cukup memberikan andil dalam hubungan Jiangchen
dengan Xiao Xi. Karena dia suka nyinggung-nyinggung ngasih kode keras biar si
Jiang Chen cemburu. Dan beberapa triknya berhasil. Dan beberapa kali dia kayak
dibikin gemes sama couple Jiangchen XiaoXi. Si Jiangchen kayaknya terlalu
gengsi dan XiaoXi terlalu polos buat bsia nerima sinyal dari Jiang chen. Begitu
sih yang aku tangkap tentang karakter Jingjing di drama ini. Biasanya kita
emang punya teman tempat curhat yang suka ngasih kode ke orang yang kita suka.
Kisah cinta Lu Yang dan Jingjing juga menarik untuk diikuti.
Karena awalnya Jingjing suka sama dokter sekolah. Tapi dari MV yang kuliat pada
akhirnya mereka menikah. Uuuuuuuuu. Menurutku adegan mereka paling so sweet itu
waktu Lu Yang ngebela-belain beli bintang buat Jingjing karena jing-jing suka
astronomi. Di situ aku senyum-senyum sendiri. Mungkin disitulah awal hati
Jingjing mulai luluh buat lu yang.
Yang terakhir Wu Bo Song (Gao Zhi Ting). Seorang perenang. 2nd lead male
yang menyukai Xiao Xi. Dia ini baik banget dan perhatian banget sama Xiao Xi.
Kalau Xiao Xi ngomong pingin sesuatu, pasti langsung di beliin. Tapi aku
ngerasa nggak enak sama dia. Karena seperti terlalu banyak berkorban buat Xiao
Xi, sedangkan Xiao Xi hanya melihat Jiang Chen.
Namun karakter Bo Song lah yang ngebuat Jiang Chen berani
bertindak. Ia sebisa mungkin menghalang-halangi
Bo Song untuk bisa dekat dengan Xiao Xi. Tapi menurut aku, kalau di
dunia nyata Bo Song ini tipe cowok yang bakal di putusin atau di tolak dengan
alasan ‘Kamu terlalu baik buat aku’. Hahaha.
Kalau kubilang meskipun ceritanya agak biasa dan sudah
banyak drama yang pakai cerita semacam ini, tapi menurutku karakter Jiang Chen
dan Xiao Xi di sini lebih realistis dari drama-drama lainnya. Ya kayak anak SMA
pada umumnya lah.
Pokoknya drama ini cukup bikin aku addicted sampai nonton
beberapa kali tiap episodenya. Belum lagi opening sound tracknya yang enak
banget dan kuulang-ulang. Dari kemarin aku nyari penyanyinya nggak nemu-nemu.
Setiap nonton drama ini, rasanya seperti ditarik lagi ke
masa SMA. Mengingatkanku sama kisah cinta ku yang nggak berhasil dan menyedihkan.
Hahaha
Dulu waktu SMA aku suka sama temen sekelas yang tipe-tipenya
agak mirip lah sama Jiang Chen. Dia tinggi banget. Nggak juga sih sebenarnya,
tapi buat aku yang terbilang pendek, dia masuk kategori tinggi banget. Badannya
kurus banget, tingginya sekitar 170an. Dan tinggiku Cuma 150. Jadi bisa
dibayangkan kalau aku berdiri di sampingnya kayak gimana. Ya kayak jiang chen
sama Xiao xi gitu lah.
Tapi dia nggak seganteng Jiang Chen meskipun terbilang
manis. Apalagi kalau senyum. Mengalihkan dunia ku. Dia anak yang dingin banget
kalau sama cewek. Cuek bebek. Bahkan si Sipa sampe kaget dan nggak nyangka
waktu dia manggil sipa. Saking nggak pernahnya negur. Seolah-olah ada dinding
pembatas antara dia sama cewek-cewek sekelas.
Aku baru sekelas sama dia waktu kelas 11. Mungkin saking
anaknya tertutup aku baru sadar kalau ternyata dia satu SMP sama aku dan
kelasnya samping kelasku waktu kelas 10. Dalam hatiku, ni orang apa nggak
pernah keluar atau gimana ya, kok kayaknya nggak pernah ter ekspos banget.
Awal aku perhatiin dia itu soalnya sifatnya agak mirip sama
cinta pertamaku dulu. Orang yang kusuka dari SD sampe kelas 1 SMA. Tipe
penyendiri dan pendiam yang lebih suka duduk di pojok dan senyum seadanya.
Pokoknya dingin gitu lah. Lama-lama kuperhatiin mukanya agak mirip Choi Minho
Shinee, dan kebetulan waktu itu lagi tayang drama To The Beautiful You. Alhasil
semakin sering lah aku perhatiin dia.
Mungkin terlalu sering merhatiin dia akhirnya timbulah
benih-benih cinta. Aku cerita tentang dia ke temen-temen cewekku dan mereka
ngasih dia julukan ‘Kajung’ karena mirip wajah Kang Taejoon (karakter yang
diperankan Choi Minho di TTBY). Kemudian aku punya temen deket cowok yang
akhirnya ngasih julukan dia ‘Tombol’ karena punya tahi lalat di muka. Jadilah
‘Tombol’ sebagai julukan resminya setiap aku dan temen-temen ngomongin dia.
Hahaha. Aku bersyukur julukannya nggak jadi ‘Kajung’. Soalnya konotasinya
buruk.
Bahkan beberapa kali aku dan temen-temen terang-terangan
ngomongin dia di dekatnya. Dan jelas dia dengar. Tapi mungkin dia nggak pernah
nyangkka kalau ‘Tombol’ yang kita omongin adalah dia.
Kalau kuingat masa SMAku, rasanya kayak habis buat nyukai
dia. Aku suka dia dari kelas 11 dan sekelas lagi di kelas 12. Bahkan meski udah
lulus aku masih suka mikirin dia, beberapa kali aku naksir orang Cuma gara-gara
mirip sama dia. Kalau kata Sipa sih waktu itu aku belum Move On karena masih
belum bisa sepenuhnya lepas dari sosoknya.
Waktu suka sama dia aku jadi stalker yang nge-stalk Fbny,
Twitternya, sayangnya dia ini bukan tipe yang suka update di sosial media.
Itulah yang menurutku salah satu daya tariknya dia. Karena dia sulit dicapai.
#lebay. Wkwk.
Postingan aku yang judulnya How it feels when you fall in love adalah postingan yang sedikit banyak ngegambarin perasaanku ke dia
waktu itu.
Sebenarnya aku udah cukup lupa kenanganku waktu SMA, tapi
samar-samar masih ingat sedikit lah. Awalnya sama sekali nggak ada yang tahu
kalau aku suka sama dia. Cuma Sipa seorang aja. Itu pun kalau di bilang proses
bisa suka juga nggak spontan.
Dari yang awalnya suka merhatiin dia dari jauh. Eh nggak
tahu kenapa apa karena aku orangnya ramah, dia juga jadi agak membuka diri sama
aku. Aku masih ingat, dia ngajarin aku kimia soalnya dia kursus melajaran MIPA
di luar. Meskipun pada akhirnya waktu ulangan dia tetap nyontek aku. Wkwk
Aku ngerasa dia enak kalau di mintain tolong. Pernah suatu
ketika aku lagi ngerjain tugas dan fokus sama tugasku. Tiba-tiba waktu aku
noleh ke kanan wajahnya dia deket banget. Disitu aku kaget dan langsung
deg-degan. Trus dia pernah ngalang-ngalangin aku jalan. Mungkin perlakuan dia
yang beda ke aku lah yang bikin aku awalnya baper. Karena sebagai catatan, dia
nggak seperti itu ke cewek lain.
Karena terus-terusan cerita ke Sipa soal dia, akhirnya suatu
hari Sipa menyimpulkan “Jay, kayaknya kamu suka sama dia.”
Sejak itu aku mikir. Masak sih? Dan alhasil semakin sering
merhatiin dia sejak mulai menyadari perasaanku ke dia.
Suatu hari aku dan teman-teman pernah main Truth or Dare.
Dia nggak ikut main, tapi salah satu temen deket cowoknya ikut. Dan disitulah
terbongkar kalau aku suka sama dia. Mungkin karen terlalu pintar nyembunyiin
perasaan kali ya, sampai semua anak yang ikut TOD nggak ada yang nyangka.
Alhasil anak-anak yang ikut itu jadi mata-mataku.
Dan disinilah kebaperan demi kebaperan lainnya terjadi.
Mereka bilang waktu aku tidur di kelas dia ngeliatin aku sambil ketawa. Dulu
waktu SMA aku emang sering banget tidur di kelas. Bahkan meskipun lagi ngerjain
soal bareng di lorong sekolah aku bisa ketiduran.
Si Tombol ini juga sering SMS aku nanya tugas atau perihal
sekolah. Meskipun mungkin nggak berarti apa-apa buat dia, tapi aku senang
banget. Karena menurut teman-teman sekelasku yang cewek, dia nggak pernah SMS
ke mereka. Bahkan ada satu anak cewek yang kalau kunilai lumayan deket sama dia
karena sekelas dari kelas 10. Setelah kutanyakan, si Tombol juga nggak pernah
SMS nanya2 tugas. Padahal setiap dia SMS aku lebih sering jawab nggak tahu,
atau nggak punya, pokoknya satu dua kata aja. Bahkan balasnya ber jam-jam
setelah dia kirim. Soalnya aku bukan tipe orang yang suka SMSan atau kalau
sekarang Chattingan sih. Lebih enak ngobrol langsung.
Pernah sekali dia SMS aku nanya sesuatu, dan aku balas,
setelah itu terjadi smsan meskipun sebentar aja. Tapi waktu dia balas SMSku itu
rasanya senang sekali dan aku loncat-loncat di kamar. Persis seperti Xiao Xi
waktu di telpon sama Jiang Chen.
Waktu itu aku pernah ngobrol-ngobrol sama temannya yang tahu
kalau aku suka Tombol. Anak yang ikut main TOD waktu itu. Aku bilang perihal
SMS itu. Dan Tombol yang emang kadang balas SMSku meskipun nggak penting. Dan
Dia kaget banget waktu aku cerita itu. Karena Tombol yang dia kenal paling
malas balas SMS bahkan harus di jemput dulu di rumahnya waktu diajakan main PS. Di sinilah aku mulai tambah berbunga-bunga. Wkwkwk
Pokoknya kita semakin dekat karena sering sekelompok bareng.
Tapi kalau kunilai masih batas teman sih. Dan perlakuan dia ke aku sebenarnya
kalau dinilai biasa aja, kalau aja itu bukan dia. Masalahnya itu adalah dia.
Dan perlakuan itu Cuma ke aku.
Waktu kelas 12 akhirnya kita sekelas lagi. Aku Cuma ingat
beberapa momen aja sih. Meskipun kayaknya nggak terlalu penting.
Aku ingat waktu ada pelajaran tambahan buat Ujian Nasional.
Tempat dudukku sama dia sampingan tapi nggak satu meja. Kayak Jiangchen sama
Xiao Xi gitu. Aku duduk sama Sipa, dia duduk di meja di samping ku yang nyatu
dengan temannya. Sebut aja temannya itu si Batu.
Ceritanya siang itu si Batu yang anaknya emang agak jail
mainin karet dan apa ya istilahnya, kalau kubilang di ketekkin ke anak-anak.
Nah, si Batu ini mau ngetek aku. Terus si Tombol nyegah Batu sambil ngomong.
“Jangan Batu, dia lagi konsen belajar itu loh.” HAHAHAHA (kalau kuingat waktu
itu aku seneng banget)
Pertanyaannya kok aku bisa tau? Padahal waktu itu aku nggak
denger loh pas dia ngomong gitu. Kembali lagi pada skill mata-mata yang dipunya
cewek. Jadi, salah satu temen dekatku duduk pas di belakangnya dia. Alhasil
disitulah dia menjalankan peran mata-matanya dengan baik. Wkwkwk
Momen kedua yang kuingat, waktu itu aku bawa HP ke sekolah
dan kebetulan wallpaper HP itu foto selfie ku. Nah, si Batu waktu itu modus
pinjam Hpku, katanya sih mau dengerin musik. Eh ternyata dia bawa HPKu masuk ke
kelas dan ngasih lihat fotoku ke Tombol. Disitu aku langsung lari dan nendang
kakinya batu terus ngerebut Hpku.
Terus suatu ketika aku sama teman-temanku lagi les tuh. Nah
aku dapat SMS dari dia nanya perihal ulangan bahasa inggris besok. Padahal
jelas banget tadi di sekolah bu guru ngumungin ulangannya batal. Dan saat itu
aku langsung nanyain teman-temanku apa ada dapat sms dari dia. Dan ternyata
Cuma aku yang dapat. Aku udah heboh sendiri dan temen-temenku ikutan heboh.
Namanya juga teman. Tapi sayangnya waktu itu nggak punya pulsa buat balas.
Dan yang paling kuingat. Waktu ada pelajaran Olahraga,
kelasku mengadakan lari maraton. Saat itu dibagi jadi 2 kelompok. Kelompok
Putra dan kelompok Putri. Kebetulan, barisannya dia di sampingku. Waktu itu
panas banget. Kapan sih Sangatta nggak panas. Aku ngobrol-ngobrol lah sama
temen di depanku sambil nungguin dapat pipa yang mau di over-over. Kita
ngomongin panas-panas gitu. Eh dia langsung ngomong gini, “sini nah ji, neduh
disini.”
Karena emang barisannya anak-anak cowok itu di bawah pohon.
Jadinya berdualah kita neduh di bawah pohon. Dan aku ngelihat tatapan
temen-temen cewekku yang lain kayak tatapan ciye ciye gitu. Hahaha. Dan itu
jadi moodbuster yang bikin seharian aku ketawa-ketawa terus.
Kayaknya segitu aja dulu. Sebenarnya masih banyak yang
samar-samar kuinget yang waktu aku cerita ke Rini, dia baper parah. Tapi cukup
jadi kenangan manis masa SMA untuk diriku sendiri aja. Toh ini semua dari sudut
pandangku yang emang suka dia. Dan sebagai catatan. Namanya orang suka, pasti
selalu mengartikan lebih perilaku orang dia ke kita. Padahal mungkin
dari sisi dia itu nggak berarti apa-apa sama sekali.
Pada akhirnya di akhir kelas 12 aku denger gosip kalau dia
pacaran sama adik kelasnya waktu SMP dulu. Disitu aku agak sakit hati, tapi
untungnya jadwal padat sebagai anak kelas 12 mengalihkan semua konsentrasi dan
fokusku nggak ke dia aja.
Tapi meskipun masa remajaku kayaknya habis buat suka dia
diam-diam. Bahkan kalau dihitung-hitung aku suka dia selama hampir 4 tahun. Di
saat teman-temanku udah membicarakan cowok yang beda, aku masih menceritakan
nama yang sama.
Setelah lulus SMA aku nggak bisa mendefinisikan perasaanku
ke dia. Entah sudah move on atau belum. Tapi puasa kemarin aku ketemu dia waktu
buka bersama dan disitulah aku bisa konfirmasi kalau aku udah betul-betul udah
move on dari dia. Dan perasaanku ke dia Cuma bagian dari masa lalu manis
sekedar untuk kenangan belaka.
Kebetulan, semalam aku nginap di rumah Sipa. Dan aku
ngobrol-ngobrol tentang Tombol. Karena jujur aja ada satu kompetensi menulis
dengan tema Remaja yang pingin aku ikuti. Tapi sama sekali nggak ada ide.
Akhirnya aku coba lah pakai kisahku dulu aja, dan wawancara sipa tentang pendapatnya
sebagai orang luar yang juga seorang saksi hidup kisah masa SMAku.
Kemudian kita sampai pada obrolan tentang drama A Love So
Beautiful dan dia ngomong. “Pasti kamu inget si Tombol lagi waktu nonton ini.”
Jujur aku mengiyakan. Tapi bukan berarti aku kembali suka sama dia. Hanya
kembali mengenang kisah saat itu.
Yang jelas, terima kasih ya Tombol, udah mengisi masa SMA
dengan kisah manis meskipun hanya tentang cinta sepihak yang menyedihkan. Aku
harap suatu saat nanti kamu bisa mencapai cita-citamu, dimanapun kamu berada
dan apa pun itu. Dan tak lupa, menemukan perempuan yang bisa melengkapi hidupmu
dan menjadi partner setia di segala suasana.
Aku juga pingin cerita sedikit tentang seseorang yang
kebetulan belakangan ini menarik perhatianku. Belum sampai taraf ‘suka’. Hanya
‘tertarik’.
Dia ini orangnya agak pendiam. Tapi nggak pendiam-pendiam
banget juga sih. Yang jelas kalau ku nilai orangnya pintar dan cukup aktif. Dia
udah lulus kuliah dan sekarang umurnya 25 tahun. Aku nggak terlalu bisa
mendefinisikan sifatnya seperti apa karena emang Cuma beberapa kali ketemu. Itu
pun aku menghancurkan imageku sendiri di obrolan pertama kami karena dengan
hebohnya mengucapkan “Mas **** (sebut saja Daun) Nikah Yuk!”
Dan itu kusesali bahkan sampai aku menulis tentang ini hari
ini. Jadi ceritanya waktu itu aku dan teman-teman numpang mobil kakak Iparnya
sepulang acara Out Bond organisasi remaja di tempatku. Karena mobil yang kami
tumpangi sebelumnya udah pulang duluan dan kebetulan di mobilnya hanya ada dia
dan kakak iparnya.
Aku kenal dengan kakak iparnya tapi saat itu aku sama sekali
nggak ada ide kalau dia adalah adik ipar om itu. Dan karena perjalanan memakan
waktu lumayan lama, kita ngobrol-ngobrol lah di Mobil. Aku dan teman-teman yang
termasuk cewek-cewek heboh akhirnya bikin permainan buat diam selama berapa
menit karena kita ngomong terus di mobil nggak berhenti-berhenti. Nah disitu
aku kalah dan hukumannya harus ngegombalin Mas Daun. Yang terlontar adalah ‘mas
daun, nikah yuk’.
Meskipun kesannya kayak biasa aja. Tapi aku sadar di mobil
itu tingkahku menggila dan menjijikan banget karena sok-sok nanya-nanyain mas
Daun bahkan ngegombalin dia. Sipa aja bilang waktu itu aku menjijikan banget.
Aku ingatnya pun rasanya kalau bisa kembali ke waktu itu pingin ku lempar
diriku sendiri ke jalanan.
Singkat cerita teman-temanku beberapa ada yang ngefans sama
dia nih. Aku awalnya biasa aja. Terus mereka nemuin instagram mas Daun. Kembali
lagi pada skill mata-mata cewek yang sudah tidak bisa di ragukan lagi. Padahal
instagramnya itu pake nama panjang yang nggak sesuai dengan yang dia kenalkan
ke kita. Bahkan sama sekali tidak menyinggung nama panggilannya ‘daun’. Tapi
hebatnya mereka bisa menemukannya.
Iseng-iseng waktu itu aku buka ig nya dan nemu link ke
blognya. Kalau kuperhatiin sih dia nggak update di ig tapi cukup aktif nge post
di blog. Dan di situlah aku mulai tertarik dengan tulisan-tulisannya dia.
Kata-katanya rapi dan tertata. Pola pikirnya juga luas. Bisa dibilang dia yang
bikin aku termotivasi buat nulis lagi.
Dan kemarin karena nggak ada kerjaan aku blog walking lah.
Ngebuka blog drama, blog mistery, kaskus, dan kemudian teringat sama blognya
Mas Daun. Dan satu postingan yang kubaca. Dia nulis surat untuk istri masa
depannya. Dan tau nggak sih. Aku langsung ketawa ngakak. Bukan karena
kontennya. Isi suratnya bagus dan cukup mengharukan. Tapi karena aku ingat aku
juga pernah bikin surat begituan yang kuberi judul ‘Dear My Future Husband’.
Nggak ku post di blog Cuma kutulis di Binder. Mungkin abis ini aku bakal nyari
di binder lamaku.
Paginya aku cerita masalah itu ke Sipa. Kupikir nggak Cuma
aku yang suka bikin surat-surat begituan. Surat untuk suami masa depanku, atau
surat untuk diriku di masa depan. Tapi ternyata Sipa nggak suka bikin begituan.
Dan dia bilang. ‘Ternyata ada cowok seaneh kamu Jay.’ Wkwkwkwk.
Dan siangnya waktu ngumpul-ngumpul sama teman yang lain aku
nanya lah ke mereka. “Kalian pernah bikin surat ke suami masa depan kalian
nggak?” dan jawabannya adalah “Ya nggak lah. Anehnya.” “Tinggi betul
imajinasimu ji.” “Dasar Halu!” dan jawaban-jawaban lain yang intinya itu agak
nggak normal buat mereka. Jujur, baru ini aku ngerasa diriku aneh. Karena
selama hidupku ada yang bilang aku aneh, aku belum tahu sisi mana yang aneh
dari diriku.
Intinya aku nggak berharap suatu yang romantis. Tapi aku
berharap bisa berteman dengan mas Daun dan mendiskusikan tentang hal aneh yang
mungkin Cuma kita yang paham. Wkwkwk
Kembali pada drama A Love So Beautiful. Semoga akan terus
ada orang baik yang ngepost dramanya dan subtitle dengan cepat. Dan semoga
dramanya memberikan ending yang memuaskan bagi kita semua.
Tapi jujur saja, saat menonton drama ini aku merasa sedang
menonton Reply Series. Hanya saja sudah jelas siapa suami dari pemeran utama
perempuan di Masa depan. Jika saja kita tidak tahu, mungkin akan ada dua kubu
antara pendukung Jiang Chen dan pendukung Bo Song. Dan Sipa jelas pendukung Bo
Song garis keras. Hahaha
Karena semakin kesini entah mengapa interaksi Xiao Xi dan
Bosong jadi terasa manis. Dan kita bisa melihat sebanyak apa pengorbanan Bo
Song untuk Xiao Xi. Sedangkan Jiang Chen makin ke sini makin menyebalkan.
Sebenarnya, tidak ada karakter di drama ini yang betul-betul
ku favoritkan. Entah mengapa waktu melihat Xiao Xi aku merasa ia terlalu bodoh
dan manja, waktu melihat Jiang Chen rasanya dia sangat menyebalkan, bahkan
menghalang-halangi Xiao Xi untuk berteman dengan Bo Song. Dan Bo Song juga
terlalu baik dan berkorban terlalu banyak.
Tapi setelah kupikir-pikir, ini adalah drama tentang anak
SMA, dimana di masa itu kita juga banyak melakukan hal bodoh. Kita dengan
polosnya bisa suka pada seseorang dan melakukan banyak hal untuk cinta. Bahkan menjadikannya
prioritas. Dan untuk kasus Jiang Chen, kadang memang kita temui anak-anak yang
bukan menjadikan cinta sebagai prioritas. Hanya belajar dan belajar, maka
ketika ia mulai merasakan. Ia sendiri tidak tahu bagaimana harus mengekspresikannya.
Sepertinya kita akan mendapatkan tiga kali Time Jump dalam drama ini. Saat SMA, saat mereka kuliah, saat kerja, dan masa sekarang saat mereka sudah menikah dan punya anak. Semoga kita jadi melihat hubungan yang lebih dewasa diantara pemeran utama kita.
Belakangan ini saat nunggu drama ini keluar beserta subnya,
aku jadi sering nontonin behind the scenes nya. Dan pemeran Jiang Chen dan Xiao
Xi ini so sweet banget. Menurutku couple mereka di dunia nyata lebih lovable
dari pada di drama. Pemeran Jiang chen ini kalau kunilai agak polos, dia suka
makan dan kayaknya perhatian banget sama pemeran Xiao Xi, kayaknya orangnya
juga gokil soalnya suka joget-joget nggak jelas. Aku nontonnya ngakak pokoknya.
Dan si Xiao Xi juga lebih normal dan nggak semenyebalkan di
drama. Ya seperti wanita dewasa pada umumnya. Jadi bisa kusimpulkan bahwa kedua
pemeran kita ini sangat luar biasa untuk membawakan karakter mereka dalam
drama.
Kita tunggu saja kelanjutan drama ini, saya berharap semoga penulis juga memberikan ending yang bahagia buat Our Lovely 2nd lead Male. Nggak cuma sakit hati terus pergi ke luar negeri. Yang pasti aku paling menunggu progress kisah cinta Lu Yang dan Jingjing. Meskipun sudah jelas bertebaran clip dimana mereka akan menikah.
Ini drama China pertama yang kuikuti. Sepertinya setelah ini aku akan cari drama lain yang mungkin cukup worth untuk ditonton. Harapannya selain hiburan juga bisa jadi sarana untuk belajar bahasa mereka. Pokoknya drama ini bagus, dan bagi kalian yang belum nonton, aku merekomendasikan drama ini dan dijamin nggak nyesal meskipun ceritanya biasa.
Padahal niatnya mau nge review drama eh malah lebih panjang
curcolnya. Nggak papalah yang penting aku Hepi. Toh blogku sendiri juga.
Akhir kata, Wassalamualaikum wr. wb
cr. pic : google.com
screen capture from drama
cr. pic : google.com
screen capture from drama
Komentar
Posting Komentar