A Little Birthday Gift for 'Asni'.
Hahahaha... kenapa ya, saya pingin ketawa??? *Abaikan*
Asni!!!.. Sesuai yg saia bilang waktu SMSan dini hari kemaren2, inilah jdi.a..
maaf bgt law jeleg atau aneh plus gaje.. tapi ini dibuat penuh dengan ketulusan dari seorang Jiihand.. wakakak 4L4Y...
g' tauk ini msuk kategori ff atou enggak...
langsung ajja dech... cekibrot!!!
Story starts...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
nb: Lee moonhwa is Asni's korean name...
ini termasuk arsip cerita di folderku..
pas iseng-iseng buka-buka cerita lama yg udah g' kesentuh n' ketemu ini..
sebenarnya ini udah kubuat lama..
sekitar sehari sehabis ultahnya Asni.. tapi aku rasa g' pantes buat jadi kado.. akhirnya cuma mendem gitu ajja di folder..
Asni!!!.. Sesuai yg saia bilang waktu SMSan dini hari kemaren2, inilah jdi.a..
maaf bgt law jeleg atau aneh plus gaje.. tapi ini dibuat penuh dengan ketulusan dari seorang Jiihand.. wakakak 4L4Y...
g' tauk ini msuk kategori ff atou enggak...
langsung ajja dech... cekibrot!!!
Story starts...
Apgujjung-dong – Saturday, 8th of January 2011
Segumpal asap putih keluar dari mulut gadis itu saat dia menghembuskan nafasnya. Matanya tak lepas dari jendela kaca sebuah toko di hadapannya. Sebuah benda yang terbuat dari kayu amat menarik perhatian gadis itu, bahkan teriakan dari temannya yang memanggil namanya dari seberang jalan tidak dihiraukannya. Entah mengapa benda itu benar-benar mampu menyihirnya seolah-olah benda itu adalah benda terindah yang pernah dilihatnya.
“Yak, Moonhwa-ya! Apa kau tuli? Dari tadi aku meneriaki namamu, tapi kau tidak menghiraukan panggilanku sedikitpun. Neo jeongmal!!!” ucap temannya kesal pada gadis yang bernama Moonhwa itu.
“Mian.” Jawab Moonhwa singkat sambil terus memandangi pemandangan dihadapannya. Malihat tatapan Moonhwa, Yoora, teman Moonhwa memutar lehernya dan ikut melihat apa yang diperhatikan gadis disampingnya.
“Gitar?” tanyanya heran. Apa sekarang Moonhwa sudah benar-benar terobsesi pada benda bernama gitar ini? Yoora menjadi ingat kejadian beberapa minggu lalu yang membuat Moonhwa mulai mengenal alat music ini.
Flashback.
Sepulang sekolah kelima cewek berjalan beriringan saat turun dari bis kota. Tujuan mereka sekarang adalah ke rumah Yoora, salah satu dari kelima gadis itu. Jisun, Sohee, Moonhwa, dan Yiena adalah nama 4 cewek lainnya. Lumayan jauh, sekitar 200 meter berjalan dari halte tempat mereka turun tadi. Hari ini kelima cewek yang berstatus sebagai siswa kelas 9 Neul Pharan Junior High School itu berencana akan belajar bareng. Ujian akan dimulai dan agar bisa bertanya satu sama lain soal-soal yang mereka tidak mengerti, mereka meutuskan untuk belajar bareng. Meskipun pada kenyataannya tidak hanya belajar yang akan mereka lakukan nanti. Dan mereka tahu akan hal itu.
Pada awalnya yang mereka lakukan adalah memperhatikan dan mengerjakan soal-soal dihadapan mereka, namun lama-kelamaan salah satu dari mereka mulai membujuk Yoora agar mengeluarkan laptop dan gitarnya. Sedangkan Yoora hanya mengabulkan permintaan teman-temannya. Yoora keluar dari kamar dengan mengangkat tas laptop di tangan kanan dan gitar di tangan kiri. Mereka memang selalu belajar di ruang tamu jika ke rumah Yoora. Karena jika belajar di kamar Yoora, tidak dapat dipungkiri kamarnya akan menjadi kapal pecah, dan untuk mencegah itu Yoora yang notabene sedikit malas membersihkan kamarnya, hanya membiarkan teman-temannya stay di ruang tamu.
Jisun mulai menggenjreng-genjreng gitar di tangannya sedikit memamerkan permainan gitarnya yang tidak seberapa. Sohee mulai mengetikkan email n’ password facebook-nya di laptop Yoora yang sudah nyala dan terpasang modem. Yiena ikutan di samping Sohee yang berniat memarkan teman facebook-nya yang menurutnya ganteng. Dan Yoora ngobrol-ngobrol dengan Jisun mengenai gitar. Sedangkan Moonhwa sedikit bingung. Dia ingin ikutan OL, tapi entah mengapa obrolan tentang gitar sedikit menarik perhatiannya.
Akhirnya Moonhwa memutuskan untuk ikutan genjreng-genjreng ria. Perlahan Jisun dan Yoora mulai mengajarkan sedikit demi sedikit kunci gitar yang mereka ketahui kepada Moonhwa yang sangat susah paham, belum lagi tangan Moonhwa yang masih kaku dalam mengoprasikan alat music itu. Tapi karena Jisun n’ Yoora adalah orang yang sabar, mereka dengan telaten tetap mengajarkan Moonhwa meskipun dalam hati emosi keduanya menggebu-gebu mencak-mencak karena makhluk manis di depan mereka itu ‘sedikit’ susah diajari.
Dan semenjak hari itu, Moonhwa mulai tertarik dengan benda bernama gitar. Bahkan sesekali dia datang ke rumah Yoora hanya untuk belajar gitar.
End of flashback
~~~
“Ayo Moonhwa-ya. Ini sudah sore. Ayo kita pulang!!!” ajak Yoora pada Moonhwa yang terlihat belum ikhlas meninggalkan took itu. Dalam hati ia berjanji akan menabung untuk membeli gitar. Orang tuanya tidak mau membelikan Moonhwa gitar, karena menurut mereka gitar itu nggak penting dan nggak berguna. Dan karena hal itulah satu-satunya cara agar mendapat gitar dia harus menabung sendiri.
Sebenarnya Moonhwa pernah membuat kesepakatan dengan kedua orang tuanya. Jika dia bisa masuk lima besar dikelasnya, maka dia akan diberikan gitar. Namun sepertinya emang belum rejekinya Moonhwa, karena peringkat lima besar belum berhasil ia dapatkan. Banyak orang pintar di kelasnya yang belum sanggup ia taklukkan.
Tujuan mereka sore ini ke Apgujjung-dong adalah untuk membeli perlengkapan melukis yang disuruh oleh guru mereka. Yaitu pensil 4b-8b. setelah mencari-cari sebentar dan dapat, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak melepas stress yang belakangan ini menerpa kehidupan mereka. Jadwal-jadwal ujian yang menggila yang akan mereka hadapi memang mengharusakan mereka untuk refreshing sejenak. Yach, beginilah balada anak kelas 9.
Setelah asyik berjalan-jalan, Yoora merasa mendapat pangggilan alam. Akhirnya ia berlari meninggalkan Moonhwa menuju toilet umum di taman dekat situ. Dan begitulah, Moonhwa memilih untuk melihat-lihat took di sekelilingnya daripada hanya diam menunggu Yoora selesai dengan urusannya. Ketika sedang Asyik, matanya melihat sebuah gitar dengan warna perpaduan antara hitam dan ungu terpajang di jendela kaca sebuah toko musik. Bahkan gitar itu mampu mengalihkan rasa dingin yang dihasilkan oleh musim dingin di Seoul. Tak dirasakannya lagi kedinginan. Yang ada hanya keinginan untuk mendapatkan gitar itu.
Kini Yoora dan Moonhwa sudah ada di dalam bus kota. Moonhwa masih diam memikirkan cara untuk mendapatkan gitar itu. Rasanya menabung adalah salah satu hal yang sangat sulit dilakukan olehnya. Dan akan jadi percuma menghabiskan tenaganya untuk memohon-mohon kepada kedua orang tuanya. Dalam hati ia berdoa semoga ada orang baik yang dengan senang hati membelikannya gitar itu.
~~~
2 Months Later – Friday, 25th of March 2011
Moonhwa POV
Aku terbangun ketika alarm HPku berbunyi dengan nyaring. Sedikit kebahagiaan tersirat dihatiku. Kalian tahu ini hari apa? Yak tepat sekali hari ini tanggal 25 Maret, aku tepat berumur 15 tahun. Tak terasa sudah 15 tahun aku hisup sejak Ummaku bertarung dnegan maut untuk membiarkanku melihat dunia tepat hari ini 15 tahun yang lalu. Aku bersyukur, sampai umur segini, aku masih diberi tuhan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Keluargaku, teamn-teman yang menyayangiku, itu semua dalah berkah tuhan.
Seperti hari-hari biasa, aku berangkat sekolah. Tak ada yang berbeda hari ini. Hanya saja saat aku dating ke sekolah satu-persatu temanku mengucapkan ucapan selamat seraya mendoakan kebaikan untuk diriku mendatang. Bahagia rasanya saat teman-temanku mengingat ulang tahunku. Mengucapkan bait-bait kata yang mekipun terkesan biasa namun sangat berkesan dan berarti buatku. Setiap omongan mereka yang ditujukan untukku adalah doa. Dan dalam hati aku hanya meng-Amin-i doa mereka itu.
Jam menunjukkan pukul 15.00, pelajaran tambahan akan dimulai. Suasana kelas yang awalnya rebut seperti pasar seketika diam saat guru bahasa Inggris kami melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Setelah meletakkan barang-barangnya yang berupa kertas-kertas soal dan kotak pensil di atas meja guru dnegan sedikit membanting, Kim Songsaenim menatap kami dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Paras cantiknya seketika berubah menyeramkan. Membuat seisi kelas hanya bisa menundukkan kepala. Ada apa dengan guru ini.
“Saya sangat kecewa dengan kalian!!!” ujarnya dingin. Perasaanku mulai tak enak dan itu terbukti saat selanjutnya Kim Songsaenim mulai mambahsa masalah yang beberapa hari lalu melanda kelas kami.
Saat itu pelajaran bahasa Inggris, kami disuruh membuat kelompok yang berisi 3 orang. Namun setelah kelompok dibuat perintah diganti dan mengharusakan setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Tersisa dua orang kini. Shindong dan Taeyeon. Aku bersikeras untuk memasukkan taeyeon dalam kelompok kami. dan itu membuat seisi kelas beranggapan bahwa kelompok kami pilih-pilih teman. Aku adalah orang yang paling disalahkan karena akulah yang paling ngotot untuk memasukkan taeyeon. Dan begitulah rasanya aku ingin menangis saat Shindong berkata. “Aku tahu aku gendut, mankanya kamu nggak mau pilih aku.” Dan begitulah teman-teman lainny juga beranggapan seperti itu sehingga semakin memojokkan kelompokku. Aku benar-benar tidak mampu menahan air mataku. Akhirnya pertahananku runtuh. Aku menangis di depan temanku.
Air mataku benar-benar akan tumpah. Mataku berkaca-kaca. Mengapa guru ini harus membahas masalah ini di hari ulang tahunku. Kata-kata pedas mulai mengalir dari bibir guruku. Aku hanya bisa menunduk menahan gejolak dihatiku. Rasanya ingin berteriak SALAHKAN AKU!!! MAKI AKU!!! MARAHI AKU!!! SAMPAI KALIAN PUAS!!! AKU AKAN MENERIMA ITU SEMUA!!! INI MEMANG SALAHKU!!! Tapi aku hanya bisa menangis tanpa suara.
Tiba-tiba guruku berkata dengan sedikit berteriak “SAENGIL CHUKKAEHAEYO, MOONHWA-YA!!!” yang kemudian dilanjutkan dengan koor seisi kelas menyenyikan lagu selamat ulang tahun. Sialan, aku dikerjain. Ternyata yang mengidekan ini semua adlah Taeyeon. Aku pingin teriak mengumpat sekarang. Air mataku tumpah, manun kali ini bukan tangisan ketakutan, tapi tangisan bahagia. Ulang tahunku kini sangat berkesan dalam hati aku bersyukur mempunyai teman-teman sekelas dan guru seperti mereka. Aku tidak akan melupakan hari ini.
Sepulang sekolah, aku harus pergi ke tempat les. Sebuah lembaga pembelajaran. Seperti halnya disekolah tadi, satu-persatu teman-teman lesku mengucapkan selamat padaku. Aku melanjutkan pelajaran hari ini. Tidak ada yang special, sama seperti hari-hari les biasa. Tutor mengajarkan dan murid memperhatikan.
Aku pulang bersama teman lesku yang kebetulan adalah tetanggaku. Aku masuk kekamarku, lalu mandi untuk menghilangkan lengket di badanku. Setelah selesai dengan urusan mandi, aku memeriksa HPku ada SMS yang baru saja masuk. Dari Jisun rupanya.
Dusun ^^
Nae chingu-ya, aku sedang baik, hari ini, sebagai hadiah ultah,
aku beliin kamu gitar …
.+””+..--.
(?==0==,====
‘+…+”’—‘
Mlai nnti mlem ngamen, yawh!!!
Jgn lpa hsil.a setro kea q
Wkwkwkwkwk
‘SAENGIL CHUKKAEHAEYO’
Aku tersenyum membaca pesan itu. Tadi di sekolah dia belum mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Karena berbeda kelas dan jarak kelas kami yang jauh. Kemudian HPku berbunyi lagi dan kali ini dari Yoora yang isinya.
Yoora^^
Moonhwa-ya!! Bisa keluar rumah sebentar nggak?
Dengan sedikit penasaran, aku keluar dan saat membuka pintu sebuah teriakan mengagetkanku.
“SURPRISE!!!” pekik kelima cewek di depanku. Yoora, Sohee, Chaerin, Yiena dan Jisun. Ditangan mereka terdapat suatu benda yang tertutupi kain hitam. Dari bentuknya kurasa aku tahu barang itu. Jisun membuka resleting pembungkus itu dan memperlihatkan sebuah gitar berwarna ungu kehitaman. Air mataku turun entah sudah keberapa kalinya hari ini. Doaku terkabul.
“Moonhwa-ya! Jangan menangis. Seharusnya kamu bahagia kita belikan gitar.” Ucap Yiena.
“Aku nangis bahagia, Beungeul!!!” pekikku sambil memeluk mereka semua. Mereka memang sahabat-sahabat terbaikku. Apa yang bisa kulakukan untuk mereka. Hanya rasa syukur dalam hati yang bisa kulakukan karena tuhan telah memberikanku sahabat-sahabat seperti mereka. Terima kasih, Tuhan!! Engkau telah memberikan hari ulang tahun terindah dalam hidupku.
“Masuklah! Taruh dulu gitar ini dikamarmu!!” ujar Sohee. Akupun menurutinya. Setelah selesai aku menghampiri mereka yang masih di teras depan rumahku. mereka tersenyum penuh arti lalu Chaerin berjalan menghampiriku. PLAKK suara seseuatu pecah diiringi bau telur yang menyengat dan sesuatu yang lengket di kepalaku. Kemudian Yiena melemparkan tepung dikepalaku diiringi suara tertawa terbahak-bahak dari yang lain.
Aku ingin berlari mengejar mereka namun rupanya reflex mereka lebih bekerja dari pada aku. Mereka segera berlari kearah motor mereka yang terpakir di depan rumahku dan menjalankannya melenggang pergi.
“YAK!!! KALIAN… SIALAN!!!” kemudian semua nama kebun binatang mengalir dari mulutku.
THE END…
gaje.. banget!!
aneh.. pastilah!!!
ini termasuk arsip cerita di folderku..
pas iseng-iseng buka-buka cerita lama yg udah g' kesentuh n' ketemu ini..
sebenarnya ini udah kubuat lama..
sekitar sehari sehabis ultahnya Asni.. tapi aku rasa g' pantes buat jadi kado.. akhirnya cuma mendem gitu ajja di folder..
this is just a weird streak of me.. i just wanna impress you.. lol
i had no inspiration when i made it..
but, hopefully you like this..
i made it hasty.. so the resutlt is really not good.
and it's too short i think!! T..T
i guess it's failed birthday gift and failed story..
thx a lot if you like it.. and don't forget to
"HAPPY 'BELATED' BIRTHDAY"
With love,
Jiihand >,<
Komentar
Posting Komentar