fanfic : "Story About Us" part 2

Senangx akhirx biza ng-posting jga...

Krena kmren2 ada yg ganggu2 mlulu...



Check it out ::




Aku melihat kesampingku dan Jisun masih tertidur pulas di pundakku. Tadi aku sempat terbangun dan mendapati aku tertidur di pahanya. Dia juga tertidur tadi. Karena tidak tega terus meniduri pahanya, akhirnya aku menyandarkan kepalanya di pundakku dan kami berdua tertidur dalam posisi duduk. Aku tersenyum melihatnya. Tiba-tiba ada cahaya yang menyilaukan yang mengarah pada kami. Tapi cahaya itu hanya sekilas. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Cahaya apa tadi itu, sepertinya cahaya blitz kamera. Tapi kamera siapa. Setelah efek dari blitz tadi hilang, aku mulai memperhatikan sekelilingku. Ternyata Heechul Hyung tidak sendirian. Dia bersama beberapa namja yang tidak kukenal.


Aku merasa pundakku terasa ringan. Aku menoleh ke samping. Dan melihat Jisun sudah terbangun. Dia terlihat heran dengan pemandangan di sekelilingnya. Tapi tiba-tiba matanya berhenti di suatu objek yang tak lain adalah salah satu teman Heechul Hyung.

“Hyung-ah, sedang apa kau disini?” katanya sedikit berteriak.

“Sebenarnya, tujuanku kesini adalah untuk berpesta bersama teman-temanku. Tapi samapi disini kami melihat pemandangan bagus. Maka dari itu kami mengabadikannya.” Kata orang itu. Apa maksud perkataannya? Aku melirik Jisun yang terlihat sama bingungnya denganku.

“Lihatlah ini!” ujar Heechul Hyung sambil menyodorkan sebuah kamera digital ke hadapanku. Aku melihat foto-foto di dalam kamera digital itu. Apa-apaan ini? inikan fotoku dengan Jisun yang sedang tidur tadi. Siapa yang kurang kerjaan melakukan hal ini. aku melirik kea rah Jisun yang sepertinya penasaran dengan apa yang kulihat. Akupun menyerahkan kamera digital di tanganku kepadanya. Dia mengambilnya dengan kasar, lalu memelototi layar kamera digital itu. Aku yakin, dia pasti akan marah-marah melihat foto itu.

“Ini siapa? Kok kayaknya kenal dech.” Ujarnya polos. Ya, ampun Jisun! Itukan fotomu sendiri. Masa’ nggak sadar sih.

“Dasar bbabo! Kamu nggak pernah bercermin, ya? Itukan wajahmu sendiri. Masa’ nggak tau.” Teriak Heechul Hyung yang gondok dengan ke-bbabo-an Jisun.

“MWO? Pantesan kayaknya pernah lihat. Siapa yang foto itu? Kurang kerjaan banget sih. Nge-fans kah sama aku? Sampai-sampai aku tidur aja difoto. Pokoknya hapus tuh foto!” Omelnya.

“Ih, ni anak narsis banget sih! Hankyung Hyung, apa dia benar-benar dongsaengmu? Kenapa sifatnya berbeda sekali denganmu?” kata salah seorang dari mereka yang kalau tidak salah bernama Kangin Hyung.

“Huft, aku juga stress punya dongsaeng kayak dia. Tapi mau diapain lagi? Udah takdir.” Kata orang yang tadi dipanggil Hyung oleh jisun. Aku baru ingat kalau dia adalah kakak Jisun.

“Apa-apaan kalian ini? ngomongin orang kok di depan orang yang diomongin.” Kata Jisun .

“Ya sudahlah, semuanya, aku pulang dulu yach! Ni anak dicariin sama Appa dan Ummaku. Ayo kita pulang!” kata hankyung Hyung sambil menarik tangan Jisun keluar dari apartment ini.

“Ya! Kibum-ah, kami semua datang kesini untuk menjenguk dongsaeng dari teman kami tercinta ini. bagaimana keadaanmu?” Kata Leeteuk Hyung yang mulai bersuara sambil merangkul pundak Heechul Hyung.

“nan gwaenchana! Gomaweo Hyungdeul sudah mau menjengukku! Aku mau istirahat dulu di kamar, annyeong!” pamitku sambil berjalan kea rah kamarku. Sesampai di kamar, aku segera merebahkan tubuhku di kasur empuk dan menghangatkan badan dengan selimut tebal.

~~~

Yoora POV

“Annyeong Haseyo, choneun Youngmi imnida.” Ujar yeoja di depanku, sepertinya dia seumuran denganku. Aku mengulurkan tanganku untuk menjabat tangannya. “Nan Yoora imnida.” Balasku memperkenalkuan diri.

“apakah kau adalah orang yang akan menempati rumah ini. kalau iya, berarti kita bertetangga.” Kataku sambil tersenyum manis. “Oh ya, kenalkan ini oppaku, namanya Jongwoon. Tapi biasanya di panggil Yesung” Tambahku sambil memperkenalkan namja yang berdiri di sampingku. Youngmi dan Yesung Oppa pun berkenalan.

“Oh ya, apa ada yang bisa kami bantu?” tanya Yesung Oppa dengan ramah.

“Eh, aniyo, aku tidak mau merepotkan kalian!” jawabnya.

“Sudahlah, tidak apa-apa, kita kan bertetangga, jadi harus saling tolong menolong. Sepertinya kau butuh bantuan untuk mengangkat barang-barangmu ” Kata Yesung Oppa lagi.

“Aniyo! Lagipula sebentar lagi Oppaku akan datang dan membantuku. Kau tidak perlu repot-repot.” Tolaknya.

“Sudahlah, tidak apa-apa! Kau tidak merepotkan kami kok.” Paksa Yesung oppa, akhirnya karena paksaan dari Yesung oppa Youngmi pun mau menerima bantuan dari kami. Dan akupun harus membantu mengangkat barang-barang ini.

Huft! Rasanya tanganku pegal-pegal karena mengangkat semua barang ini. Saat Youngmi sedang di luar sedangkan aku dan Yesung Oppa di dalam rumah, aku memberanikan diri untuk bertanya. “Yesung Oppa, kenapa kita harus membantu membawakan barang-barang ini?” protesku pada Yesung Oppa.

“Kau tidak boleh begitu! Dia itu akan menjadi tetangga kita, kamu tahu kan peribahasa Tetangga dekat lebih baik daripada saudara yang jauh” katanya dengan bijak. Dia memang aneh, kadang konyol, kadang bijak. Kadang-kadang aku kaget mendengar ucapannya yang bijak itu. Sungguh tidak terpikirkan. “nah, suatu saat kalau kita butuh bantuan, orang pertama yang kita mintai bantuan pasti adalah tetangga kita. Maka dari itu kita harus baik kepada mereka.” Tambahnya.

Kata-katanya memang ada betulnya jugasih. Tapi tanganku sakit. Oh ya, aku punya ide *muncul bohlam nyala* akupun pura-pura melihat hpku dan mengaku bahwa Sohee Onni mengajakku pergi. Sepertinya Yesung oppa percaya dan dia menyuruhku pergi. Tanpa banyak cincong, akupun berlari keluar meninggalkan Oppaku berdua dengan Youngmin yang masih sibuk ngangkat-ngangkat barang.

Aku berjalan ke sambarang arah. Menyusuri trotoar di sepanjang jalanan kota seoul yang ramainya minta ampun. Enaknya pergi kemana ya. Kayaknya, ke tempat itu aja dech. Lagipula aku juga lapar. Tempat yang kumaksud adalah café restoran milik teman Yesung Oppa yaitu Shindong Oppa. Nama café itu adalah Dong-dong Café & Restoran. Nama yang lucu kan. Itu adalah tempat favoritku dan teman-temanku. Kami biasa nongkrong disitu. Dan orang yang paling heboh kalau mau pergi ke sana adalah Eunhyuk dan Jisun. Wajar saja, mereka kan suka makan. Hehehe.

Seperti biasa aku pergi ke tempat duduk yang selalu kami tempati kalau kesini. Aku duduk di situ sambil membayangkan Kejadian-kejadian lucu yang pernah kami lakukan di sini. Kami sudah sangat lama bersahabat dan tempat ini menjadi tempat favorit kami semenjak dibangun 4 tahun lalu. Seorang pelayan menghampiriku, akupun memesan Hot Cappuccino dengan pancake. Kedua menu yang kusukai. Beberapa menit kemudian pun pesananku datang dan akupun langsung menyantapnya. Aku tidak pernah bosan dengan makanan di sini.

“Yoora!” sebuah tangan memegang pundakku, sepertinya aku mengenal suara itu. Aku berbalik dan mendapati dia di belakangku sedang berdiri di menghadapku. “Oppa? sedang apa disini?” tanyaku.

“Tentu saja untuk makan.” jawabnya singkat. Kemudian dia duduk di depanku dan memanggil pelayan kemudian memesan Hot Lemontea dengan waffle coklat. Beberapa saat kemudian pesanannya datang dan dia mulai menyantapnya.

“Oppa, Donghae Oppa. Kau seperti kelaparan, apa di rumahmu tidak ada makanan?” tanyaku karena melihatnya makan dengan lahapnya.

“Kau pikir aku semiskin itu? Di rumahku banyak makanan, tapi aku serasa makan dengan orang asing. Jadi aku pergi ke sini untuk sarapan. Kau sendiri, kenapa kesini?” tanyanya balik nanya.

“Nggak apa-apa.” Jawabku singkat. Aku mengerti kenapa dia nggak suka makan dirumahnya. Itu semua karena memang ada orang baru dirumahnya. Mungkin dia belum beradaptasi. Aku tidak mau bertanya lebih lanjut, karena itu pasti akan membuatnya sedih. Aku tersenyum padanya kemudian melanjutkan makanku.

Sebenarnya orang baru yang dimaksud adalah ibu tiri dan saudara tiri Donghae Oppa. Ibu kandung Donghae Oppa telah meninggal saat Donghae Oppa masih berumur 11 tahun. Karena itulah Donghae Oppa bersama Appanya pindah ke Seoul. Dan dia bersekolah di tempat yang sama dengan aku, Sohee Eonni, Eunra, dan Jisun yang sudah bersahabat. Beberapa bulan yang lalu Appa Donghae Oppa menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki anak seumuran Donghae Oppa. Appa Donghae Oppa suka membanding-bandingkannya dengan saudara tirinya itu yang dianggap sempurna oleh appanya. Apalagi sifat Donghae Oppa itu seperti preman, susah diatur dan seenaknya sendiri. Karena itulah sekarang hubungannya dengan Appanya tidak seharmonis dulu.

Dulu Donghae Oppa adalah anak yang nakal. Dia sering olok-olokan dengan Jisun dan kadang-kadang juga suka berkelahi. Saat mereka berdua berkelahi, aku dan Sohee Eonni selalu mencoba untuk melerai mereka. Sedangkan Eunra yang juga tomboy malah bantuin Jisun. Dan kalau Eunra sudah ikutan, maka teman Donghae Oppa yang bernama Eunhyuk juga ikutan membela Donghae Oppa. Sedangkan seorang cowok yang juga teman Donghae Oppa dan Eunhyuk Cuma ngeliatin dan diam sama sekali nggak berusaha untuk melerai ataupun ngebantuin. Dan cowok itu bernama Kibum.

Karena terlalu sering bertengkar, ujung-ujungnya malah akrab dan karena itulah sampai sekarang kami bersahabat. Meskipun mereka kadang-kadang sering perang mulut juga. Kyuhyun mulai sering ikut bersama kami saat kami kelas 2 SMP, dan dia kelas 1 SMP. Itu karena dia Dongsaeng Eunra. Sebenarnya Eunra tidak suka diikuti oleh Kyuhyun. Tapi saat itu Kyuhyun adalah anak yang pelapor. Jika dia dilarang ikut oleh Eunra, maka dia akan melapor pada Appanya dan sehabis itu Eunra akan dimarahi. Pada akhirnya Eunra mengalah dan membiarkan Kyuhyun ikut dengannya. Semakin lama, kami semua semakin dekat dengan Kyuhyun.

Saat kelas tiga SMP, Eunra terpaksa pindah ke Indonesia untuk menjaga Halmoninya yang sudah sakit-sakitan. Sebenarnya, Halmoni Eunra bukanlah orang Indonesia, tapi karena Halmoninya pernah tinggal disana, dan bertemu dengan Harabojinya disana, akhirnya Halmoni Eunra memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Pada saat Eunra pergi, dia menitipkan Kyuhyun pada kami. Dan beramanat supaya kami menjaga Kyuhyun dengan baik. Maka dari itu, kami semua sangat menyayangi Kyuhyun. Meski sejahat apapun dia.

Aku jadi teringat lagi kenangan saat kami masih kecil. Aku jadi kangen dengan Eunra. Bagaimana kabar anak itu sekarang. Dia tidak pernah pulang semenjak pergi. Dia beralasan tidak bisa pergi karena takut meninggalkan Halmoninya sendiri. Apalagi dia sangat menyayangi halmoninya itu. Kau tahu, diantara mereka semua, akulah yang paling dekat dengan Eunra. Jadi pada saat Eunra pindah, akulah yang paling sedih. Aku tersenyum-senyum sendiri mengingat semua itu.

“Hey, jangan melamun!” tegur Donghae Oppa yang kemudian menyadarkanku dari lamunanku. Aku tersentak kaget. “Hm, Mianhae!... Oppa, habis ini kau mau kemana?” tanyaku basa-basi.

“Entahlah, rasanya aku tidak mau pulang ke rumah itu selamanya. Andai saja aku bisa, rasanya aku ingin kabur dari rumahku.” Ucapnya putus asa, Sambil tetap mengunyah makanannya. “Kau mau menemaniku kabur?” tanyanya. Aku kaget mendengar pertanyaannya itu. Apakah dia serius ingin kabur.

“Hahaha. Wajahmu lucu sekali. Aku hanya bercanda. Kau pikir aku segila itu. Lagipula aku masih punya kalian. Kau, Sohee, Eunhyuk, Kibum, Jisun, Kyuhyun, dan Eunra adalah penyemangatku. Kalian semua deongsaeng sekaligus sahabat yang paling baik yang pernah kupunya. Aku tidak tahu bagaimana jadinya aku tanpa kalian.” Ucapnya sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya. Kemudian menyeruput cappucinoku yang tinggal setengah.

Aku yakin, saat ini pasti dia sangat sedih. Kalau aku bisa, aku ingin membantunya. Tapi apa yang bisa aku lakukan. Aku bukanlah orang yang pandai melucu seperti Eunhyuk dan Jisun. Aku bukanlah orang yang menenangkan seperti Kibum dan Sohee Onni. Apa yang bisa kulakukan. Yang aku bisa hanya tersenyum. Dan mencoba menghiburnya dengan senyumanku itu. Aku tahu senyumanku tidak terlalu manis. Tapi kuharap bisa menghangatkan hatinya.

“Oppa, hwaiting!” kataku mencoba menyabarkannya. Dia memandangku sambil tersenyum. “Gomaweo! Tidak usah seperti itu. Aku ini orang yang kuat. Aku akan selalu bersemangat. Lagipula ini hanya masalah kecil. Tidak perlu kau pikirkan!” katanya mencoba menghiburku. Oppa, kenapa kau seperti itu. Kau malah membuatku sedih. Aku tahu kau tidak sekuat penampilanmu. Kau hanya tidak mau terlihat lemah oleh orang-orang disekitarmu.

“Sehabis ini kau mau kemana?” tanyanya. “Molla, aku malas pulang ke rumah. Nanti aku disuruh ngangkat-ngangkat, lagi!” jawabku spontan.

“Maksudmu?” tanyanya penasaran.

“Eh, begini, tadi pagi ada tetangga baru yang baru pindah di samping rumahku. Yesung Oppa menyuruhku untuk membantu mengangkat barang milik tetangga baru kami. Tapi barangnya berat-berat. Tanganku sampai pegal karena terus mengangkat barang-barang yang berat itu. Makanya aku kabur kesini. Sekalian sarapan. Umma dan Appaku sedang pulang kampung untuk menjenguk Kheuneomoni (Bude) ku yang sedang sakit, jadi tidak ada yang memasak untukku. Yesung Oppa juga tidak bisa masak.” Ceritaku panjang lebar.

“Bagaimana kalau habis ini kita jalan-jalan.” ajaknya. Kebetulan nih, aku juga nggak ada kerjaan. Lagipula liburan musim dingin masih seminggu lagi. Aku mengangguk menandakan aku setuju dengan ajakannya.

“Kita jalan-jalan kemana?” tanyaku lagi. Dia hanya mengangkat bahunya.

“Mana aja boleh.” Jawabnya sambil tersenyum. Kami pun melanjutkan makan kami sampai habis. Setelah itu kami membayar di kasir dan segera pergi.

Kami berdua jalan kaki di trotoar pinggir jalan yang penuh dengan orang berlalu lalang. Donghae Oppa menggenggam tanganku agar tidak terpisah darinya. Entah mengapa, aku senang dai menggenggam tanganku seperti ini. Tangannya sangat hangat. Aku tidak tahu dia akan membawaku kemana. aku hanya mengikuti kemanapun ia berjalan. Akhirnya kami sampai di trotoar yang sudah lumayan sepi. Donghae Oppa melepaskan genggamannya kemudian berjalan disampingku.

Kami berdua hanya jalan tanpa tahu tujuan. Sesekali bercanda dan mengomentari pajangan yang terlihat di etalase toko-toko pinggir jalan. Donghae Oppa tidak bisa naik motor. Aku tidak tahu alasannya. Maka dari itu setiap pergi sekolah atau mau pergi jalan, dia selalu meminta Eunhyuk untuk menjemputnya. Kami semua belum ada yang bisa naik mobil. Hanya Kibum yang bisa, tapi dia tidak mau mengendarai mobil karena belum punya SIM. Sebenarnya aku, Donghae Oppa, dan Sohee Onni sudah cukup umur untuk punya SIM mobil, tapi kami tidak ada yang bisa mengendarainya.

Aku melihat jam hp-ku dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Tidak terasa sudah lama kami berjalan. Kami bercerita banyak hal. tapi sebisa mungkin aku tidak mengungkit soal keluarganya. Dia terlihat bahagia. Aku senang melihatnya begini. Meskipun aku tahu dia masih menyimpan kesedihan dihatinya. Dan kami pun melanjutkan perjalanan.

Aku memperhatikan pemandangan di sekitarku. Rasanya tempat ini asing. Kami berjalan begitu lama dan tidak memperhatikan arah. Apakah kami tersesat. Sekarang ini kami berada di sebuah taman. Taman ini sepi dan diselimuti oleh salju. Aku melirik kearah Donghae Oppa yang sepertinya juga kebingungan.

“Oppa, tahukah kau tempat apa ini?” tanyaku. Kuharap dia tahu, tapi dugaanku salah. Dia menggelengkan kepalanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“OMONA! sepertinya kita tersesat.” Kataku dengan nada panic. Aku memperhatikan lagi sekelilingku berharap ada yang kukenali. Tapi nihil, tak ada satupun yang bisa kukenali. Bagaimana ini? semuanya terasa asing bagiku. Taman ini, sangat sepi disini, tak ada satupun orang yang terlihat. Hanya ada aku dan Donghae Oppa yang kebingungan.

Aku hampir putus asa saat Donghae Oppa tiba-tiba merangkulku. Terasa hangat saat tangannya menyentuh bahuku. Aku jadi sedikit lebih tenang. Dia membawaku berjalan kearah kursi di taman itu. Kemudian dia membersihkan salju diatas kursi itu dan mendudukkanku.

“Tenanglah, aku akan bertanya pada warga sini. Kau tunggu saja disini!” Kemudian dia berjalan menjauhiku. Aku duduk di kursi itu sambil melipat tanganku. Sepertinya salju akan segera turun, tapi sudah lima menit Donghae Oppa pergi dan tidak kembali.

“Annyeong haseyo! Bolehkah aku duduk di kursi ini?” tanya seorang namja yang kini berdiri di depanku. dia tersenyum ramah. Wajahnya lumayan cakep. Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaannya. Apa hakku melarangnya duduk disini. Inikan bukan kursiku. Dia duduk di sebelahku.

“Apakah kau sedang menunggu seseorang?” tanyanya seakan-akan tahu isi pikiranku.

“Ne.” jawabku singkat.

Setelah itu kami banyak mengobrol. Taman ini memang sepi. Dia suka pergi ke sini karena tidak akan ada orang yang mengganggunya disini. Senyumannya sangat manis. Dia menawarkan padaku kopi hangat miliknya. Meskipun aku ingin menerimanya, tapi aku malu. Aku kan baru pertama kali bertemu dengannya.

Donghae Oppa sangat lama. Kira-kira sudah setengah jam aku menunggunya disini. Untung saja ada namja ini yang menemaniku. Kalau tidak, mungkin aku akan mati kesepian. Sepertinya aku harus menelponnya. Akupun mengeluarkan HP-ku. Tapi sial, HP-ku low bat. Apa yang harus kulakukan.

“Ehm, aku pulang dulu, ya! Annyeong!” Pamit namja ini. aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Sekarang ini aku benar-benar sendiri.

Lima menit kemudian, Donghae Oppa kembali dengan keringat bercucuran di dahinya. Sepertinya dia kelelahan. Napasnya terengah-engah. Rupanya dia habis berlari. Katanya sangat sulit menemukan orang di dekat sini. Jadi berlari ke segala arah, tapi bukannya menemukan orang, dia malah tersesat. Akupun bercerita tentang namja tadi. Dia bilang aku bbabo karena tidak menanyakan jalan pada namja itu. Aku lupa, aku bahkan tidak tahu namanya. Akhirnya aku meminta Donghae Oppa untuk menghubungi seseorang, tapi sialnya dia meninggalkan HP-nya di rumah. Kalau begini lama-lama aku benar-benar bisa gila.

~~~

Youngmi POV

Huft, kenapa lama sekali dia datang. Aku mengaduk teh hangat untuk diberikan pada Yesung Oppa tetangga sebelah yang membantuku mengangkat-angkat barang. Sebenarnya aku tidak mau merepotkannya, tapi aku juga tidak mungkin mengangkat semua barang itu sendirian. Dongsaengnya yang bernama Yoora tadi pergi. apakah dia tidak mau membantuku. Ah, tidak mungkin dia seperti itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi makanya dia pergi. Aku menengok kearah ruang tamu tempat Yesung Oppa sedang duduk. Barang-barangku sudah berada di dalam rumah semua. Dia pasti kelelahan. Aku memperhatikannya. Wajahnya sangat manis, kalau dilihat-lihat wajahnya sangat berbeda dengan dongsaengnya. Mata Yesung Oppa sangat sipit, sedangkan Yoora punya mata besar dan bulat.

Dengan hati-hati aku membawa gelas berisi teh hangat ini. kemudian meletakkannya di meja depan Yesung Oppa. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku. OMO, dia punya senyuman yang sangat manis. Kelihatannya dia sangat lelah. Terlihat dari bulir-bulir keringat di wajahnya.

“Kamsahanida, Yesung Oppa.” Ujarku sambil sedikit membungkukkan wajahku di depannya.

“Chonmaneyo. Kau bilang tadi, kau punya seorang Oppa. Namanya siapa?” tanyanya sambil menyeruput teh hangat yang tadi kuberikan.

“Oh, namanya …” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, pintu depan terbuka. Aku sedikit kaget tapi juga senang saat mengetahui yang masuk adalah Oppaku. Dia membawa 2 koper yang kurasa isinya adalah baju-bajunya.

“Dia Oppaku.” Kataku pada Yesung Oppa sambil menunjuk kearah Oppaku. Kemudian aku berjalan menghampiri Oppaku dan mengambil salah satu dari koper itu. Aku menarik Oppaku kearah sofa yang sudah berada di tempatnya. Tadi Yesung Oppa juga membantuku menyusun tempat barang-barang.

“Hyung! Apakah dia dongsaengmu yang pernah kau ceritakan?” kata Yesung Oppa. Apakah dia mengenal Oppaku.

“Ye! Tunggu, bagaimana kau bisa ada disini?” Jawab Oppaku.

“Rumahku di sebelah rumah ini. Tadi aku hanya membantu dongsaengmu mengangkat barang-barang.” Jawab Yesung Oppa. Sekarang aku yakin mereka benar-benar mengenal satu sama lain.

“YA! Bagaimana kalian bisa saling kenal?” ucapku menyela percakapan mereka.

“Dia adik kelasku di kampus.” Jawab Oppaku yang semakin membuatku terheran-heran.

“Leeteuk Hyung! Kita akan menjadi tetangga. Baik-baiklah padaku.” Kata Yesung Oppa. Aku bingung dengan ucapannya. Mereka pun mengobrol berdua dengan asiknya. Sedangkan aku tidak dihiraukan. Akhirnya aku memilih untuk menyusun barang-barang di kamarku.

Aku membuka kardus yang berisi barang-barangku. Mengeluarkan satu persatu isi kardus itu. Kasur dan meja sudah tersusun dnegan rapi di kamar ini. Tadi aku, Yesung Oppa dan Yoora mengangkat barang-barang ini bersama. Tersisa satu barang di dalam kardus ini. aku mengambilnya perlahan kemudian memperhatikan barang itu. Itu adalah bingkai foto yang berisi fatoku bersama kedua ornagtuaku dan Leeteuk Oppa dengan latar belakang sebuah pabrik. Melihat foto ini membuatku rindu pada pada kedua orang tuaku.

Sebelum pindah kesini, aku tinggal di provinsi Daegu. Kedua orang tuaku mempunyai sebuah pabrik yang memproduksi Anggur Beras disana. Aku pindah ke Seoul untuk menemani Leeteuk Oppa yang sedang Kuliah di sini. Orang tuaku tidak bisa mengantarku ke sini karena mereka tidak bisa meninggalkan pabrik itu. Aku mengerti alasan mereka, karena pabrik kami sedang mendapat banyak pesanan. Rumah ini dibeli oleh orang tuaku untuk tempat tinggal kami berdua. Apartment Leeteuk Oppa hanyalah apartment kecil biasa yang hanya memiliki satu kamar. Tidak mungkin kan, kami berdua tidur satu kamar. Aku bersyukur mempunyai keluarga seperti mereka. Keluargaku adalah keluarga yang berbahagia.

Kini kamarku sudah tertata dengan rapi. Senang melihatnya rapi seperti ini. rasanya badanku sudah sangat lelah dan butuh beristirahat. Akupun menghempaskan badanku yang sudah lelah ini di atas kasur empuk. Aku menyelimuti tubuhku kemudian tenggelam ke dunia mimpi.

~~~

Author POV

Yesung kebingungan karena tidak mendapati Dongsaengnya dimanapun dirumahnya. Padahal ini sudah jam 8 malam, tapi rumahnya sangat sepi. Bahkan lampu-lampu belum dinyalakan dan jendela-jendela belum ditutup. Kalau Yoora sudah pulang dari tadi mestinya rumahnya sudah beres. ‘Jangan-jangan dia belum pulang dari tadi pagi’ pikir Yesung yang mulai khawatir. Dengan segera Yesung mengambil iphone-nya dan menghubungi Yoora, tapi HP Yoora tidak aktif. Kalau tidak salah tadi pagi Yoora bilang dia mau pergi dengan Sohee.

Yesung cukup mengenal teman-teman Yoora karena sering datang ke rumah Keluarga Yesung. Yesung mencoba menghubungi Sohee. Beberapa saat kemudian Sohee mengangkat teleponnya. Yesung pun segera menanyakan tentang Yoora, tapi Sohee mengaku kalau dia sama sekali tidak pergi dengan Sohee pagi ini. Yesung semakin panik. Dan Sohee pun ikut panic. Akhirnya Yesung menghubungi semua teman Yoora. Tapi nihil. Tak satupun dari mereka yang tahu keberadaan Yoora. Dari semua teman Yoora yang Yesung hubungi, hanya Donghae yang tidak mengangkat HP-nya. Ada apa sebenarnya.

MEnyetir dalam keadaan panic seperti ini membuat Yesung sedikit kurang berkonsentrasi. Dia memutuskan untuk mencari Dongsaengnya itu. Untung saja teman-teman Yoora juga mau membantu mencari Yoora. Jadi Yesung tidak harus mencari sendiri. Pertama-tama Yesung mengunjungi Café Dong-Dong. Kata pelayannya memang Yoora kesitu, tapi tadi pagi. Kemana lagi Yesung harus mencari. Akhirnya dia memutuskan untuk memutari kota Seoul yang sangat luas ini.

Di tempat lain, rombongan Teman-teman Yoora yang terdiri dari Sohee, Eunhyuk, Jisun, Kibum dan Kyuhyun juga memulai pencarian. Kibum, Kyuhyun, dan Eunhyuk menggunakan motor sendiri-sendiri sedangkan Sohee menggonceng Jisun naik skuter-matic milik Sohee. Mereka tidak bisa menghubungi Yoora dan Donghae yang entah kenapa tidak mengangkat telfonnya dari tadi.

Setelah berkeliling kota Seoul, Mereka sampai di sebuah gang yang sangat sepi. Gang ini cukup besar. Dan dikelilingi oleh rumah-rumah. Tapi kenapa disni sangat sepi seakan-akan tidak ada kehidupan sama sekali. Tapi lampu-lampu dari setiap rumah menyala terang, sehingga membuat suasana sedikit tidak terlalu menyeramkan. Saat itu sudah pukul 12 malam. Sudah 2 jam mereka melakukan pencarian ini. Dan sudah banyak temapat mereka datangi, tapi tak ditemukan keberadaan Yoora. Dimanakah sebenarnya Yoora berada? Karena waktu semakin larut dan udara semakin dingin, akhirnya mereka memutuskan untuk berpencar. Kibum, Kyuhyun dan Eunhyuk mencari sendiri-sendiri sedangkan Jisun dan Sohee berdua.

~~~

Sohee POV

“Eonni, disini dingin sekali. Maukah kau tunggu di sini? Aku akan membeli kopi di mesin penjual kopi di sana. Aku akan segera kembali.” Kata Jisun sambil berlari pergi. Padahal aku belum mengijinkannya pergi. Sekarang aku disini sendiri. Cuma sendiri. Kibum, Kyuhyun, dan Eunhyuk sudah pergi lebih dulu. Sedangkan aku dan Jisun masih menunggu disini. Kurasa ini adalah sebuah komplek perumahan, tapi sangat sepi. Mungkin karena suhu di luar sini 6o C. Pastinya sangat dingin dan mungkin itulah yang membuat orang-orang sini betah di dalam rumah.

Aku menghembuskan nafas dari mulutku dan asap tipis keluar dari dalamnya. Kenapa perasaanku nggak enak ya? Apakah ada hantu disini. Aku merinding dan bulu kudukku ikut berdiri. Aku jadi semakin takut. Diantara teman-temanku, aku ini yang paling penakut. Mungkin aku bisa pingsan kalau melihat hal-hal ganjil. Tapi untunglah aku tidak pernah melihatnya. Dan semoga takkan pernah melihat hal-hal seperti itu.

Kenapa Jisun lama sekali. Apakah tempat itu jauh dari sini. Kuharap tidak, karena aku semakin takut. Aku menutup mataku dan berharap saat kubuka Jisun sudah ada di depanku. Saat kututup tiba-tiba ada sesuatu memegang pundakku dari belakang. Aku sangat kaget sampai hampir pingsan. Saat kubuka mataku dan berbalik yang kulihat adalah sesosok namja tampan sedang tersenyum padaku. Apakah dia hantu? Kuharap tidak. Tapi kalau dilihat-lihat wajahnya pucat.

“Sedang apa disini?” tanya namja itu sambil melepaskan tangannya dari pundakku.

“Aku sedang mencari temanku. Dia belum pulang dari tadi pagi.” Jawabku jujur. Meskipun aku baru pertama kali bertemu dengannya, tapi kurasa dia orang baik.

“Temanmu seperti apa?” tanyanya. Akupun menjelaskan ciri-ciri Yoora kepadanya. Dia hanya mengangguk-ngangguk.

“Sepertinya aku bertemu orang seperti itu tadi siang.” Katanya. Aku harap orang yang dia lihat tadi benar-benar yoora.

“Eh, dimana kau bertemu dengannya?” tanyaku penuh harap.

“Ditaman dekat sini. Mau kuantar kesana?” tawarnya. Aku hanya mengangguk setuju. Aku harap bisa menemukan Yoora.

“Kajja!” ajaknya sambil menarik tanganku.


Hohohohohoho....

skian dulu di part ni...

smpai jumpa di part slanjutnya...

maap law jeleg....

hehehehe >,<

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How it feels when you fall in love?

Ulzzang Girl List Name Part 2