Fanfic : Story About Us part 5

WAW... G' NYANGKA' dan smpe part 5...
kyak.a dah nggak ada tmbahan cast lagi. karena ini aja blum keluar smua.
maaf ya, baru bisa nge-post sekarang.
mungkin ni ff pengantar q sblum hiatus n' mw konsen ke ujian.
hope u like it.. >,<

HAPPY READING, YEOROBUN!!!!








“Akhirnya kau datang juga!” kata Siwon setelah aku sampai di meja tempat mereka duduk.
                “Hyoran, aku ingin kau menjelaskan padanya tentang beberapa hari yang lalu itu. Jelaskan yang sebenarnya agar dia tidak salah paham lagi.” Kata Siwon sambil melirik kearah yeoja di depannya. Kulihat yeoja itu yang kini kuketahui adalah Park Chaerin, hoobaeku. Wajah ke jepang-jepangannya terlihat bete dan seperti tidak bersemangat. Aku semakin penasaran. Apa hubungan Siwon dengan Chaerin.
                “Aku harus jujur, atau bohong?” tanyaku. Aku curiga Chaerin ini punya hubungan khusus dengan Siwon. Apakah itu membuatku cemburu? Tentu saja iya. Aku bertanya seperti itupun karena aku takut akan mengahancurkan hubungan mereka jika aku jawab jujur.
                “Apa kau bbabo? Tentu saja jujur!” kata Siwon dengan kasar. Satu lagi sifat asli Siwon yang tidak diketahui banyak orang. Yaitu suka berbicara kasar.
“Keureom, waktu itu aku sedang berjalan di depan kelasku. Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang. Namja yang memelukku itu bilang ‘Jeongmal bogosipoyo!’ waktu aku berbalik ternyata yang memelukku namja ini.” Jawabku sambil menunjuk Siwon. Bagaimana, aku sudah menjawab jujur, kan? Hehehe. Akukan bukan pembohong.
“Oh, jadi itu benar! Kau jahat, Oppa! Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah tidak menyukaiku lagi. Mulai hari ini kita putus!” kata Chaerin. Sedetik kemudian “PLAKK!” tangan Chaerin mendarat di pipi mulus Siwon. Aku dan Ryeowook hanya bisa diam dan menahan nafas melihat penganiayaan yang terjadi di depan kami. Setelah itu Chaerin melenggang pergi meninggalkan kami yang masih shock dengan kejadian tadi.
“Apa kau Bbabo, huh?” teriak Siwon di depan mukaku. Seketika itu juga tubuhku membeku. Baru kali ini ada orang yang membentakku seperti itu. Bahkan orang tuaku pun tidak pernah melakukan hal itu.
“Wooki, kejarlah dia! Biar kuurus cewek ini!” kata Siwon pada Ryeowook yang dari tadi hanya diam. Kali ini nadanya tidak sekeras tadi. Ryeowook segera pergi keluar mengikuti perintah Siwon.
“Kenapa kau bisa berbicara seperti itu tadi, huh?” kata Siwon kasar kepadaku. Jujur, kali ini airmataku hampir tumpah. Tapi kutahan-tahan. Kenapa harus aku yang dimarahi. Ini semua kan bukan salahku.
“Bukankah kau bilang supaya aku jujur? Jadi aku katakan yang sejujurnya.” kataku membela diri.
“Ini semua salahmu! Tahukah kamu, sangat susah mencari cewek seperti dia. Dia itu bukan termasuk fansku di sekolah.” Katanya seolah-olah semua cewek di sekolah itu fansnya. Ternyata sikapnya di sekolah itu adalah topeng, dan beginilah sifat aslinya. Sombong, angkuh, dan satu lagi, Narsis.
“Kau berkata begitu seolah-olah semua perempuan di sekolah itu fansmu.” Kataku lebih keras dari yang tadi. Sifatnya, kata-katanya, ekspresi wajahnya, semuanya kini membuatku geram. Mulai hari ini sudah kuputuskan, aku akan mengapus perasaanku padanya. Dan tidak ada lagi Kim Hyoran yang mengagumi Choi Siwon, yang ada hanya Kim Hyoran yang amat sangat membenci tuan Choi Siwon.
“Tentu saja, semua wanita pasti akan luluh melihat senyumanku dan perlakuanku. Siapa yang tidak terpesona dengan namja sepertiku.” Katanya lagi-lagi menyombongkan diri. Kuakui aku memang sempat terpesona dnegan semua yang diaktakannya barusan. Senyumannya, perlakuan ramahnya terhadapku dan hampir semua siswa perempuan di sekolahku bahkan guru-guru pun tak terbebas dari jeratan seorang Choi Siwon.
“Dan aku yakin, kau pun pasti juga bagian dari fans-fansku, yang selalu memimpikan diriku setiap malam!” katanya dengan sombong dan terlihat yakin. “dengar ya, tuan Choi Siwon! Aku memang fansmu, bahkan sangat fanatic. Tapi itu dulu. Dan mulai sekarang tidak lagi.” Jawabku dalam hati. Hanya dalam hati karena aku yakin jika aku mengatakan itu, maka itu akan membenarkan perkataannya barusan. Dan jika kutebak dia akan merasa menang. Dan yang pasti, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.
“Apakah kau seorang cenayang? Atau paranormal?” kataku kemudian diam. Mencoba mencerna arti dari ekspresi wajahnya yang terlihat sedikit bingung. “Huh, kenapa begitu yakin? Kau piker aku bagian dari fansmu? Jangan mimpi! Karena itu tidak akan pernah terjadi!” lanjutku dengan penuh penekanan.
“Dan satu hal yang pasti. Jika semua fansmu tahu sifat seorang Choi Siwon yang sebnarnya, aku sangat yakin, mereka akan berhenti manjadi fansmu bahkan berbalik membencimu, atau mungkin menjadi anti-fansmu barangkali. Kau Sombong, angkuh, tak bertanggung jawab, dan satu lagi, kau sangat narsis.” Kataku lagi sebelum akhirnya aku pergi meninggalkan Choi Siwon yang terdiam mendengarkan perkataanku barusan.  Ternyata aku hebat juga bisa membuat orang angkuh seperti dia tidak berkutik dnegan ucapanku meskipun tidak semuanya benar..
~~~
Siwon POV
Aku terdiam untuk beberapa saat sebelum kuputuskan untuk mengejarnya. Apa-apaan dia itu. Berani-beraninya memarahiku seperti tadi itu. Memangnya dia siapaku? Hah, pergi kemana lagi tadi dia itu? Baru sekarang ini ada seorang cewek yang berani memarah-marahiku seperti tadi itu. Dan apa tadi dia bilang? Dia bukan fansku? Huh, tidak mungkin! Pasti dia salah satu dari fansku. Aku bisa merasakannya. Tatapannya yang sedikit berbinar saat menatapku. Itulah yang membuatku yakin bahwa dia adalah fansku. Tatapan itu adlah tatapan yang tidak pernah Chaerin berikan untukku. Dia tak pernah sekalipun menatapku sambapi berbinar-binar.
Aku sampai di perempatan jalan, kira-kira tadi Hyoran pergi kearah mana? Lebih baik kuturuti saja kata hatiku, yaitu kea rah kanan. Semoga saja benar. Entah apa yang akan kulakukan jika bertemu dnegannya, apakah melanjutkan pertengkaran di café tadi atau apapun yang tak terpikirkan olehku sekarang ini. Sudah 300 meter kira-kira jarakku kini dengan perempatan tadi. Tapi tak kunjung kulihat kebaradaan Hyoran. Ternyata firasatku kini salah. Apakah aku harus kembali dan menagmbil jalan ke kiri atau lurus. Tapi sebelum kulakukan itu, aku mendengar suara sayaup-sayup dari bali pagar setinggi 2 meter di sampingku.
Rasanya suara ini sangat familiar di telingaku. Aku mendekat dan menempelakan telingaku dip agar ini agar bisa mendengar lebih jelas percakapan orang ini.
“Hikz… Hikz… Oppa, dia jahat! Mengapa dia melakukan ini terhadapku? Wae? Apakah dia sudah bosan denganku? Ataukah sudah tidak menyukaiku lagi? Hikz.. Wae?” sangat jelas ini suara Chaerim.
Kemudian suara wooki terdengar seperti menenangkan Chaerin.“Uljjima! Dia tidak seperti itu. Dia hanya…” Tapi sebelum Wooki selesai dengan perkataannya Chaerin memotongnya.
“Mwoya? Jangan membelanya! Dia yang salah. Aku tahu Oppa sahabatnya makanya Oppa membelanya. Begitukan? Hikz… kau juga jahat, Oppa! Hikz..”
“Aniyo! Bukan begitu. Aku hanya… Geumanhae!” Wooki terdiam dan tidak melanjutkan omongannya. Setelah itu tidak ada percakapan lagi. Yang terdengar hanya suara isak tangis Chaerin.
Aku semakin penasaran dengan apa yang mereka lakukan. Akhirnya kuputuskan untuk mengendap-endap dan mengintip mereka. Dan tahukah kalian apa yang kulihat setelah mengendap-endap berjalan. Mereka.. mereka berdua berpelukan dengan tangan kanan Wooki mengelus lembut rambut panjang Chaerin. Sedangkan tangan yang satunya lagi mngelus pundak Chaerin. Saat menyaksikan itu emosiku membuncak dan kedua tanganku mengepal. Hampir kudatangi mereka sampai kusadar bahwa Chaerin bukan milikku lagi. Dan sekarang Wooki berhak melakukan hal itu.
Aku terdiam memandangi mereka yang juga masih diam. Kemudian kupaksakan kakiku untuk melangkah meninggalkan tempat ini. Pikiranku melayang ke kejadian setahun lalu. Sebuah kesalahpahaman yang membuatku memiliki seorang kekasih bernama Park Chaerin. Rasanya aku ingin melupakan kejadian itu. Tapi otakku seakan menolak untuk menghapus memori bahagia sekaligus menyedihkan itu. 

.:Flashback:.
Author POV
                Seorang gadis berdiri menghadap mading yang mengulas artikel tentang global warming. Dari raut wajahnya sepertinya dia tidak terlalu menikmati bacaannya kini. Pikirannya tidak berkonsentrasi terus terbayang-bayang seorang namja yang menghantui pikirannya. Dia sudah melakukannya. Ya! Dan sekarng ini dia berpikir sambil terus berharap semoga langkah yang diambilnya adalah langkah yang tepat. Dia sudah menyatakan perasaaanya pada namja yang dia sukai itu. Bahkan sebelumnya dia sudah mempersiapkan diri kalau-kalau dia mendapat penolakan.
                “Huft, aku sungguh deg-degan.” Gumam Chaerin kepada dirinya sendiri.
                “Ya! Chaerin-ah,” panggil seorang cewek berambut panjang bergelombang dari ujung lorong. Dia sedikit berlari menuju sahabatnya yang sedang melamun di depan papan mading.
                “Gyeoul-ah? Ige mwoya?” tanyanya pelan kepada sahabatnya yang masih terengah-engah setelah lari dari ujung lorong.
                “Neo, aku nggak nyangka kau akan melakukan itu.” Kata Gyeoul sambil menatap Chaerin dengan tatapan kagum.
                “Geumanhe. Bukankah kau yang menyuruhku untuk mengungkapkan secepatnya sama dia.”
                “Hehehe memang siih. Tapi kau daebak. Kudoakan dia menerimamu.” Kata Gyeoul sambil mengacungkan kedua jempolnya di wajah Chaerin, sedangkan chaerin hanya tersenyum namun matanya mengisyaratkan kekhawatiran. Entah mengapa sejak tadi perasaannya tidak enak.       
~~~
Siwon POV
                Aku masih memegang surat ini. Surat pernyataan cinta salah alamat yang terdampar di laci mejaku. Apakah aku sangat jahat, ataukah egois. Sebenarnya surat ini ditujukan buat Wooki, tapi aku amat sangat penasaran dengan si pengirim surat ini. Bagaimana mungkin ada cewek yang lebih tertarik pada Wooki daripada aku. Wooki memang manis dan berwajah innocent. Tapi badannya sangat kurus sampai-sampai tulang pipinya terlihat.
                “Hyung, sedang apa?” kata seseorang dari belakangku. Aku tersentak kaget mengetahui orang yang menyapaku adalah orang yang baru saja kupikirkan. Sontak segera kumasukkan surat itu ke dalam laci mejaku.
                “Eh, Wooki! Ani, tidak ada apa-apa.” Dia memandangku sebentar kemudian berjalan menuju mejanya yang berada di samping mejaku.
                Kemudian tanganku meraba-raba laci meja bermaksud mengambil surat itu untuk kutujukan pada Wooki. Namun niatku batal saat aku teringat sesuatu. Wooki pernah bercerita kalau dia sedang suka sama adik kelas, dan aku sangat mengetahui sifatnya yang tidak bisa menolak keinginan seseorang. Bagaimana jika dia menerima gadis ini walaupun dia tidak menyukainya. Seperti kejadian setengah tahun yang lalu, seorang hoobae menyatakan perasaan padanya. Meskipun baru mengenalnya, Wooki menrima cewek itu. Waktu kutanya apa alasannya, dia bilang dia merasa tidak enak jika menolak gadis itu dan tidak suka melihat orang lain sedih karenanya. Belum lagi gadis itu sangat manja dan selalu menuntut yang macam-macam pada Wooki sampai-sampai Wooki harus menyisihkan uang sakunya yang minim itu untuk membelikan barang-barang yang diinginkan gadis itu.
Kejadian Setengah tahun yang lalu itu membuatku berpikir dua kali untuk menyerahkan surat ini. Dia sahabatku, dan aku tidak ingin dia melakukan kesalahan yang sama lagi. Wooki bukanlah orang yang selalu belajar dari pengalaman, dia mementingkan perasaan orang lain dibandingkan perasaannya sendiri. Referensi inilah yang membuatku mengurungkan niatku untuk memberitahunya.
~~~
Author POV
                Siwon berdiri mematung sambil menyandar pada tembok perpustakaan. Wajahnya memperlihat wajah cemas. Rasa penasaran membuatnya rela menunda waktu lesnya yang sebelumnya tak pernah dilakukan oleh seorang Choi Siwon. Park Chaerin, entah mengapa membuat rasa penasaran dalam diri Siwon mencapai maksimum. Karena kegelisahan menunggu gadis itu, Siwon membuka lagi surat darinya untuk memastikan ketepatan waktu dan tempat.
Annyeong Oppa, Nan Park Chaerin Imnida…
Sebelumnya aku minta maaf, mungkin ini terlalu cepat.
Bahkan mungkin kau tidak mengenalku, tapi aku hanya ingin bilang
“Joahaeyo, Oppa!”
Kalau kau menerimaku datanglah siang ini sepulang sekolah di perpustakaan.
Jeongmal Gomaweo….
                Sekali lagi Siwon mengedarkan pandangannya mencari sosok yang memungkinkan seorang Park Chaerin. Kemudian pandangannya tertuju pada seorang gadis berambut panjang bergelombang yang berjalan terburu-buru masuk ke perpustakaan. Dari wajahnya tersirat kecemasan dan kekhawatiran. Itu yang Siwon sadari saat memperhatikan raut wajahnya. Wajah kejepang-jepangan dari gadis itu membuat Siwon tertarik untuk mengenalnya. Dalam hatinya dia berharap gadis itu yang bernama Park Chaerin.
                Chaerin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru perpustakaan saat seluruh tubuhnya sudah melewati pintu masuk. Angin AC yang terpasang di setiap penjuru perpus membuat sensasi sejuk pada tubuh Chaerin yang berkeringat. Kemudian pandangannya terhenti pada sesosok mahkluk tuhan yang nyaris sempurna yang kini juga tengah menatapnya dari posisinya di sisi dinding bagian kanan. Mata Chaerin membesar kemudian mulai mengedarkan matanya lebih teliti diskitar namja itu. Tapi kemudian ia menundukkan kepalanya dan menghela nafas panjang saat menyadari orang yang dicarinya tidak ada.
                Dengan mengerahkan seluruh keberaniannya, Chaerin berjalan menuju namja itu dan sudah mempersiapkan pertanyaan di benaknya.
                “Annyeong Haseyo, Siwon Sunbae.” Sapa Chaerin sopan sambil sedikit menundukkan kepalanya. Sedangkan Siwon hanya memandang Chaerin yang lebih pendek darinya. Matanya menatap lembut kearah Chaerin kemudian mulai menanyakan pertanyaan yang dari tadi memenuhi is kepalanya.
                “Kau Park Chaerin?” Tanya Siwon to the point. Chaerin sedikit kaget mendengar pertanyaan itu namun kemudian segera mengangguk ringan.
                “Kau yang mengirim surat ini?” Tanya Siwon lagi sambil menunjukkan surat itu. Chaerin pun menanggapinya hanya dengan anggukan.
                “Ok, kalau begitu aku menerimamu. Kau menyukaiku, bukan?” kata Siwon tiba-tiba. Dia juga nggak mengerti bagaimana bisa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Mendengar itu, mata Chaerin membesar kemudian menatap Siwon bingung.
                “Mwo? Aku nggak ngerti.”
                “Bukannya surat ini kau tujukan padaku? Aku mendapatnya tadi pagi di laci mejaku.”
                “Ani, Sunbae. Surat itu untuk Ryeowook Oppa. Mungkin aku salah taruh tadi pagi. Tapi kurasa aku sudah emnuliskan nama Ryeowook Oppa di amplop surat itu.” Kata Chaerin mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini. Bagaimana dia bisa salah menaruh surat sepenting itu.
                “Tapi aku menemukan amplopnya kosong tanpa ada tulisan apapun. Bahkan di dalamanya juga tidak ada tulisan nama ryeowook. Bagaimana bisa aku percaya surat ini untuk Ryeowook.” Kata Siwon berbohong. Padahal jelas-jelas di amplop itu tertulis ‘untuk Kim Ryeowook’. Tapi entah mengapa ketertarikannya pada Chaerin mendoraongnya untuk berbohong.
                “HAH? Tapi kurasa aku sudah menulisnya tadi. Oppa ini Cuma salah paham. Surat itu untuk Ryeowook Oppa.” Kata Chaerin dengan panic berusaha untuk terus meluruskan kesalahapahaman itu.
                “Aku tidak peduli. Pokoknya mulai hari ini kau pacarku. Titik. Tidak ada kata protes.” Kata Siwon dengan dingin kemudian pergi meninggalkan Chaerin sendiri yang masih shock dengan kejadian yang baru saja menimpanya.
                Begitulah Siwon mulai dekat dengan Chaerin tanpa diketahuinya bahwa adik kelas yang disukai Ryeowook adalah Chaerin. Sampai sebulan kemudian saat Siwon menceritakan tentang Chaerin yang sudah resmi berpacaran dengan Siwon pada Ryeowook. Disitulah Siwon melihat Perubahan raut wajah Ryeowook dan mulai hari itu pun Ryeowook menjadi lebih pendiam dan pemurung. Sifat Ryeowook itu membuat Siwon semakin yakin kalau Ryeowook menyukai Chaerin. Tapi Siwon juga tak bisa melepaskan Chaerin karena jujur, dirinya sudah mulai sayang pada gadis itu.
.:End of Flashback:.
                ~~~
                Ryeowook terus memeluk Chaerin dengan erat. Mencoba meredakan tangis gadis itu. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ternyata perasaannya pada Chaerin belum berubah sedikitpun. Perlahan tangis Chaerin mereda. Ia melepaskan pelukan Ryeowook kemudian menunduk dalam. Sensasi yang Chaerin rasakan pada pelukan Siwon dan Ryeowook amatlah berbeda. Chaerin merasa aman dan terlindungi saat berada di pelukan Siwon, tapi dipelukan Ryeowook Chaerin merasa nyaman dan jantungnya terasa akan berhenti berdetak. Apakah dia masih memiliki rasa pada Namja di depannya.
                “Kau sudah mendingan, aku siap mendampingimu kalau kau ingin menangis. Panggil saja aku. Maka aku akan datang padamu dan meminjamkan pundakku untuk tempat kau tangisi. Sekarang ayo kita pulang. Aku akan mengantarmu.” Kata Ryeowook lembut kemudian merangkul badan Chaerin yang masih terlihat lemah karena sudah menghabiskan energinya untuk menangis setengah hari ini.
                “Mianhae sahabatku Siwon, aku tidak bermaksud mengkhianatimu.” Batin Ryeowook.
                ~~~
Seoul Hospital Parking Area
            “Yak! Kim Tanhee, jangan bercanda!” kata Kyuhyun setengah berteriak pada gadis di depannya.
                “Aku tidak sedang bercanda, Cho Kyuhyun! Aku serius. Apakah aku terlihat main-main?” balas gadis di depannya mencoba meyakinkan Kyuhyun bahwa dia serius.
                “Kau tidak bisa memutuskan hubungan kita seenakmu. Kau juga harus hargai keputusanku.” Kata Kyuhyun tak terima dengan Tanhee yang tiba-tiba saja memutuskan hubungan mereka yang sudah terbina selama 1 tahun.
                “Tapi aku benar-benar tidak bisa mempertahankan hubungan ini. Kau ingin melihatku tersiksa dalam sebuah hubungan yang sama sekali tidak bisa kunikmati?” kata Tanhee lirih yang kemudian membuat hati Kyuhyun sedikit tersentuh dan menyerah untuk mempertahankan egonya. Ia sangat menyayangi Tanhee dan tidak ingin melihat Tanhee tersiksa. Akhirnya ia memutuskan untuk mengalah.
                “Yasudahlah jika itu maumu. Kita putus!” kata Kyuhyun sambil berjalan kearah motornya dengan hati yang sangat sakit. Hubungannya yang sudah mencapai umur satu tahun selesai hari ini. Dengan perasaan campur aduk, Kyuhyun menjalankan motornya dan mencoba untuk tak mempedulikan Tanhee yang ditinggalnya sendiri di tempat parkir itu.
                Sebelumnya sama sekali tak ada firasat kalau hal ini akan terjadi. Hubungan mereka sebelumnya baik-baik saja. Sangat baik bahkan. Tadi pagi Tanhee meminta Kyuhyun menemaninya menjenguk teman SMPnya yang masuk rumah sakit karena kecelakaan. Dan sama sekali tak ada perubahan sifat yang aneh pada diri Tanhee. Sampai kemudian dia menerima telpon dari seseorang saat menjenguk temannya. Dia mengucapkan kata-kata ‘keramat’ itu saat perjalanan menuju tempat parkir yang membuat mereka terlibat cekcok.
                **
                Kyuhyun menghentikan motornya di sebuah taman yang cukup ramai pada jam-jam makan siang seperti ini. Beberapa pekerja kantoran terlihat mengobrol santai di bawah pohon menikmati istirahat makan siang mereka. Taman ini strategis karena dekat dengan salah satu perusahaan besar di Korea dan dekat dengan beberapa restoran fast food. Rasanya Kyuhyun tidak mampu meneruskan perjalanan dalam keadaan tak bisa konsentrasi seperti sekarang ini. Kalau tidak mungkin nanti akan ada berita tentang namja yang kecelakaan karena tidak konsentrasi menyetir.
                Kyuhyun mendudukkan tubuhnya di salah satu tempat duduk kayu yang berada di tempat strategis karena terletak di bawah pohon yang cukup besar dan teduh. Dia menarik nafas dalam-dalam mencoba mengisi paru-parunya dengan oksigen hasil produksi pohon itu. Kejadian tadi terus melayang-layang dikepalanya. Sampai sebuah suara yang sepertinya familiar mengagetkan Kyuhyun. Kyuhyun mendongak ke belakang dan melihat orang yang sudah mengagetkannya tadi.
                “Cho Kyuhyun-ssi, sudah kuduga ini kau.” Kata gadis yang mengagetkannya tadi. Yang kemudian ikut-ikutan duduk di samping Kyuhyun.
                “Kim Hyechan. Berhentilah memanggilku Cho Kyuhyun-ssi. Dan jangan mengagetkannku seperti itu lagi!” kata Kyuhyun dingin dan menatap Hyechan dengan tatapan ingin membunuh. Aura evil mulai dirasakan Hyechan saat Kyuhyun memandangnya seperti itu.
                “A… a… aratseo.” Kata Hyechan pelan kemudian menelan ludahnya karena tatapan evil tadi.
                Hyechan terus melihat kearah Kyuhyun. Otaknya memerintahkan tubuhnya untuk segera pergi dari sini. Tapi rasanya ototnya lemas dan tidak bisa dipakai begerak. Hyechan ingin segera pergi dari situ sebelum namja disampingnya itu benar-benar membunuhnya. Tapi kemudian Hyechan melihat raut kesedihan dari wajah Kyuhyun yang membuat Hyechan mengurungkan niatnya untuk pergi dari situ. Ia tahu Kyuhyun sedang sedih, dan ia merasakan hal itu.
                “Kau sedang ada masalah?” Tanya Hyechan memberanikan diri. Mendengar itu, Kyuhyun mendongakkan kepalanya kemudian menatap Hyechan dengan tatapan bingung.
                “Tau darimana?” Tanya Kyuhyun masih bernada dingin namun tak ada aura evil lagi.
                “Emm…,, ada yang bisa kubantu?” Kyuhyun makin menatap bingung pada Hyechan.
                “ee,,  mungkin kau ingin menceritakan masalahmu dan kau butuh teman atau bantuan lainnya mungkin.” Tambah Hyechan saat menyadari tatapan bingung dari Kyuhyun. Kyuhyun mengangkat alisnya seperti berpikir kemudian memperlihatkan evil smilenya.
                “Biasanya jika aku sedang ada masalah, aku akan memainkan PSP-ku sampai puas. Tapi, berhubung tadi pagi baterainya habis dan aku tak membawanya sekarang, mungkin aku akan melakukan hal lain yang biasanya kulakukan jika ada masalah.” Sekarang gantian Hyechan yang bingung mendengar kata-kata Kyuhyun.               
                “Kalau kau ingin membantuku. Sandarkan punggungmu pada sandaran tempat duduk ini dan diam disitu!” perintah Kyuhyun yang makin membuat Hyechan bingung. Tapi tetap saja dia ikuti perintah Kyuhyun. Saat Hyechan sudah berada pada posisinya, Kyuhyun mendekat dan duduk tepat di samping Hyechan. “HOAMMZZ!!! Aku ngantuk sekali.” Katanya kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak Hyechan. Sedangkan Hyechan masih kaget atas tindakan Kyuhyun yang mungkin sedang stress karena masalah pribadinya itu.
                Kyuhyun dan Hyechan sudah bertahan dalam posisi mereka selama 2 jam. Hyechan sudah terlihat mengantuk. Faktor rimbunnya pohon dan udara musim semi yang sangat mempengaruhi untuk tidur. Hyechan melirik kearah Kyuhyun yang sudah terlelap dan mengeluarkan suara dengkuran halus. Wajahnya terlihat sangat damai dan polos. Tidak ada sedikitpun aura evil yang Hyechan rasakan. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk di wajah Hyechan saat melihat Kyuhyun tersenyum dalam tidurnya. Ada desiran aneh yang terasa dihati Hyechan yang dia sendiri nggak tahu apa artinya.
                “Umma! Umma! Lihat kakak-kakak itu sedang pacaran.” Kata suara polos anak kecil yang menunjuk kearah Kyuhyun dan Hyechan.
                “Ah, iya. Mereka serasi sekali, ya!” kata Umma anak tadi. Hyechan yang mendengar itu hanya tersenyum kepada anak kecil itu dan Ummanya dengan wajah yang memerah karena malu. Sampai kapan Kyuhyun akan bangun?
                **
                Tanhee memaksakan kedua kakinya yang terasa berat menuju halte bis dekat rumah sakit itu. Airmata yang dari tadi tertahan kini sudah berhasil keluar dan membentuk sungai kecil di pipinya. Nafasnya tertahan, bibirnya bergetar mencoba menahan derasnya airmata. Tanhee menundukkan kepalanya mencoba menyembunyikan tangisan kecil itu agar tak mengundang perhatian dari sekitarnya.
                “Permisi Agaessi, apakah kau melihat kunci motor jatuh di dekat sini?” suara berat seorang namja mengagetkan Tanhee. Panggilan itu sedikit mengusik konsentrasi Tanhee untuk menahan tangisnya. Saat Tanhee menoleh dan melihat wajah yang menggilnya, seketika itu juga tangisnya pecah. Sehingga membuat orang-orang disekeliling mereka mengira bahwa namja itulah yang membuat Tanhee menangsi. Sedangkan orang yang dituduh bingung setengah mati.
                “Yak! Agaessi, neo waekurae? Uljjima! (hei, nona kamu kenapa? Tenanglah!)” kata namja itu panic sambil terus berusaha mengklarifikasi pada orang sekitar bahwa bukanlah dia yang membuat yeoja didepannya menangis.
                “Bukan aku yang membuatnya begini.” Ucap namja itu mungkin sudah yang ke-50 kalinya. Karena terus ditatap aneh oleh orang sekitar dan tangisan Tanhee yang belum juga reda, namja itu pun menarik tangan Tanhee masuk ke dalam bis yang kebetulan berhenti di depan mereka. Sampai di dalam, namja itu mendudukkan Tanhee di salah satu kursi kosong dan kemudian ikut duduk disampingnya.
                Beberapa saat kemudian Tanhee sudah bisa bernafas lebih lega. Tangisnya mulai hilang namun masih sesenggukkan. Dia menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara.
                “Nuguseyo? (kamu siapa?)” Tanya Tanhee dengan suara pelan. Jujur, sekarang ini Tnhee merasa takut pada namja di depannya. Bukan karena wajahnya, tapi karena di bingung mau pergi kemana mereka.
                “Eh, kau sudah diam.” Bukannya menjawab malah balik nanya. Namja itu memutar kepalanya dan melihat Tanhee. Dia menangkap ekspresi ketakutan pada mata Tanhee. Melihat itu dia tersenyum.
                “Hey, jangan takut. Aku bukanlah orang jahat. Ngomong-ngomong namamu siapa?” kata namja itu.
                “Beritahu dulu siapa kau!” jawab Tanhee. Mendengar itu, namja tadi hanya tersenyum penuh arti sambil menatap lurus ke mata Tanhee.
                “Aku…” 

TBC.....
part selanjut.a abis Ujian. tpi mungkin aq bkal curi2 waktu bwt ngerjaen.
doakan aq smoga imajinasi q tetep jalan. mski otak haru fokue k pelajaran
see u in next part.

n' thx dah mw bca n' hargai nie ff.
 oh ya, kritik n' saran sgt diperlukan. comment, please!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How it feels when you fall in love?

Ulzzang Girl List Name Part 2