That Man and That Woman (Song Fic)
song reccomendation :
That Man by Hyunbin
That Woman by Baek Ji Young
(from OST of Secret Garden)
Woman’s
side
A woman loves you
That woman loves you wholeheartedly
She follows you around like a shadow everyday
That woman is laughing and crying
Angin kota Tokyo bertiup cukup kencang
semenjak beberapa menit yang lalu. Sekarang bulan September, dan Jepang sudah
memasuki musim gugur. Daun-daun berguguran dan jatuh ke tanah Tokyo yang basah,
terkadang terbang terbawa angin sebelum sampai pada destinasinya. Aku masih
mengingat sebuah kisah tentang daun di musim gugur. Daun kecoklatan yang karena
angin musim gugur, ia terlepas dari rantingnya, terbawa angin ke suatu tempat
asing, jatuh ke tanah kemudian hancur terinjak-injak oleh puluhan pasang sepatu
dari berbagai tipe dan merek yang
berbeda. Namun,
daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Angin yang membuangnya dan membuatnya hancur.
Aku menarik nafas panjang dan menutup kedua
mataku, mencoba menikmati sensasi dingin angin yang bertiup menembus cardigan
rajutan putihku. Seperti daun, aku tidak ingin membencinya yang seperti angin.
Membenci seseorang yang selalu berhasil membuatku masuk ke dalam perangkap yang
sama nyaris setiap saat. Membuatku merasa seperti orang paling tolol yang
pernah ada. Seperti daun, ia berhasil membuatku keluar dari zona nyamanku
dengan tiupan-tiupan halusnya yang memabukkan, seperti daun yang terbuai oleh
kesejukkan angin. Seperti itulah aku. Tapi aku tak pernah berharap hancur dan
terinjak seperti kisah daun di musim gugur.
Ia membuatku jatuh cinta padanya setiap
hari dan berkali-kali, selalu pada orang yang sama –dirinya-. Membuatku
melakukan banyak hal yang sebelumnya tak terbesit sedikitpun dalam benakku. Membuat semua akun hanya
sekedar untuk mengikuti setiap kegiatannya dari berbagai jejaring social yang
dimilikinya. Membuatku seperti seorang bodoh yang tertawa-tawa sendiri dan
menangis dalam diam.
Aku benci seperti ini, seperti seorang
bodoh yang suka menikmati rasa sakit yang menyiksa.
Aku benci ketika ia dengan mudahnya membuatku
jatuh.
Aku benci ketika ia seolah memberikan
harapan yang membuatku terbuai.
Aku benci ketika ia selalu berhasil
membuatku terhanyut dalam pesona palsunya.
Aku benci ketika ia terus membuatku
menunggu suatu hal yang tidak pasti.
Aku benci semua itu, namun satu hal yang
paling kubenci adalah kenyataan
Bahwa aku tak bisa benar-benar membenci
dirinya.
~~~
Man’s
Side
Just how much? How much more do I have to gaze you alone
This love that came like the wind
This love like a beggar
If I continue this way, will you love me?
Just come a little nearer… a little more…
If I take one step closer to you, then you take two steps
back
I who love you am next to you now,
That man is crying.
Aku duduk di sebuah bangku taman dengan cat putih yang mulai terkelupas dimakan usia. Angin musim gugur bertiup di sela-sela rambut cepakku. Seperti angin, aku merasa ada sesuatu di hatiku yang mengalir. Seperti angin di musim gugur, aku merasa sesuatu itu semakin sering bertiup dengan kencangnya.
Ada seorang gadis yang belakangan ini menarik
perhatianku. Tidak, mungkin lebih tepatnya mencuri perhatianku sepenuhnya.
Gadis itu bagiku seperti musim gugur,
selalu berhasil membuat angin bertiup lebih kencang dari biasanya dengan
intensitas yang lebih banyak. Ia, anehnya membuatku banyak melakukan hal-hal
yang tak benar-benar ingin kulakukan pada orang lain. Ia membuatku seringkali
merasa terbang bebas dan ringan seperti angin.
Aku melakukan banyak hal untuknya, mencoba
memberikan segalanya yang ia butuhkan, mencoba menemaninya menghabiskan waktu
dengan berbagai balasan pesan-pesannya. Mencoba membuatnya senang dengan
menyukai setiap hal yang ia posting dalam beberapa akun jejaring social
pribadinya. Mungkin terlihat berlebihan, namun aku merasa jika aku melakukan ini, kemungkinan ia juga
akan mencurahkan perhatiannya padaku, hanya padaku, bukan orang lain.
Aku mengetahui nyaris setiap hal detail
pada dirinya, aku menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun
padanya, menjadi seseorang yang dengan setianya mendengar setiap celotehan yang
terlontar dari bibirnya. Aku selalu menjadi seseorang yang hadir setiap
dibutuhkan. Selalu menjadi seseorang disampingnya meski ragaku tak benar-benar di sampingnya saat itu.
Aku mencobanya, semua hal itu. Tapi
terkadang aku merasa setiap aku mengambil satu langkah mendekatinya, ia malah
mundur dua langkah menjauhiku. Seperti semakin banyak hal yang kulakukan untuknya,
ia justru mulai jarang memberikan pesan meski itu hanya sebuah pesan selamat
malam yang di mata orang lain sama sekali tak berarti
Namun, itu penting untukku, ucapan-ucapan
sederhana itulah yang setiap malamnya menghantarku masuk dalam dunia fana
bernama mimpi.
Apakah jika aku terus melanjutkan hal ini,
ia akan mencintaiku?
~~~
Woman’s Side
Can you hug me?
I also want to be loved. My dear
Day by day in my heart, only in my heart
Just like this calling you,
That woman is still in your side
Aku ingin dicintai, seperti seorang wanita
normal lainnya. Ingin dikasihi, disayangi, dan dimanjakan. Diperlakukan seperti
seorang ratu tercantik di dunia. Aku ingin seperti itu. Egoiskah aku ketika aku
menginginkan semua itu darinya. Egoiskan aku ketika aku berharap ia hanya
melakukan hal itu kepadaku, hanya berbuat baik padaku, hanya memperhatikanku,
hanya pada diriku?
Setiap hariku hanya menghabiskan waktu
untuk mengharapkan hal itu dalam benakku. Mungkin untuk saat ini cinta dan dia
adalah sumber masalah terbesarku. Orang lain tak pernah seberhasil ini
membuatku senang dan galau dalam satu waktu. Membuatku tertawa dan sedetik
kemudian menangis.
Membuat jantung ini seakan nyaris berhenti
setiap saat mendengar namanya atau dengan sengaja kuucapkan. Entah mengapa aku
selalu merasa ada sesuatu dalam diriku yang selalu memanggil-manggil dirinya.
Ia selalu menjadi orang pertama yang ingin kuhubungi di setiap suka dan duka
yang kurasakan. Aku selalu ingin ia menjadi tempat aku bersandar ketika lelah
dan tempatku berbagi setiap hal menyenangkan dalam hidupku.
Bagaimanapun, aku selalu ingin berada di
sisinya.
~~~
Man’s
Side
That man now is timid
So he learned how to laugh
That man has many stories that he even can’t tell his
best friend
So his heart is full of tears
That’s why, that man
You, he loved you
Because you are just same as him
Yet another fool. Yet another
fool
Jika aku bisa memilih apa perasaan yang
paling kubenci di dunia ini, aku akan memilih cinta. Karena cinta
selalu berhasil membawaku sampai pada titik tak ingin hidup lebih lama,
membuatku takut dan membuatku tersiksa. Aku tak suka merasakan perasaan seperti
itu, sehingga aku tanpa sadar belajar untuk menyembunyikan rasa sakit itu
dengan tawa palsu yang dipaksakan pada orang-orang disekitarku.
Banyak hal yang tertahan di benakku,
tentang perasaan ini, tentang dirinya, dan tentang kisah cintaku. Namun aku
bahkan tak bisa untuk menceritakan hal itu pada sahabatku sendiri. Menceritakan
bahwa bodohnya aku yang terlalu pengecut untuk mengakui perasaan ini. bodohnya
aku yang selalu ingin melindunginya dari belakang, menyuportnya dengan seabrek
kegiatan yang ia miliki. Semua itu membuatku hanya bisa bergeming meski hati
ini menangis dalam diam.
Sejujurnya aku benci setiap kali aku
membuatnya berharap padaku, aku benci karena aku merasa tak cukup pantas untuk
berada di sampingnya. Cukup di belakangnya adalah posisi yang menurutku pantas
untukku. Ia adalah wanita hebat yang menurutku, hanya membayangkan ia menjadi
milikku saja membuatku merasa hina. Kurasa ia hanya akan menodai segala hal
yang ia punya dengan kebodohan karena mengaharapkan pria yang terlampau biasa
sepertiku.
Itulah mengapa aku mencintainya, karena ia
sama bodohnya denganku. Masih mencintai meski sakit, meski terasa sejuta jarum
menusuk hati, tetap mempertahankan rasa itu walau tahu akan ada ribuan jarum
lagi bahkan belati akan mengoyak-goyak hati kita.
Kami berdua sama bodohnya.
~~~
that woman is me, do you know?
Or you know it but still act like this?
You really do not know because you’re a big fool
Yeah. Do you know that man is me?
You’re not pretending that you don’t know, right?
You really don’t know because you’re a fool.
Yeah. Do you know that man is me?
You’re not pretending that you don’t know, right?
You really don’t know because you’re a fool.
***
“Terkadang
kita seperti orang bodoh saat berhadapan dengan cinta,
Bukan
karena kita benar-benar bodoh,
Tapi karena kita hanya tidak
cukup pintar untuk mengungkapkannya.”
-FIN-
_____________________________________________________________--_________--__-
-FIN-
_____________________________________________________________--_________--__-
Postingan pertama di tahun 2017 setelah sekian lama vakum dalam dunia perblog-an. Selamat jalan 2016 dan selamat datang 2017. Berharap tahun ini segalanya akan manjadi lebih baik lagi dan lagi.
sebenarnya songfic ini udah kutulis dari aku kelas 3 SMA dulu, kira-kira 3 tahun yang lalu, dan tadi pagi ngedengerin lagunya Hyunbin yang 'That Man', keinget pernah bikin tulisan ini, akhirnya coba buka2 laptop dan blog ternyata belum di posting. and here it is :)
Tulisan ini terilhami dari kisah nyata temanku, *tentunya dengan sedikit dramatisasi*. Jadi kalau dilihat dari sudut pandangku yang 'orang luar'. Mereka berdua itu sama-sama bodohnya, si cewek terlalu gengsi untuk berbuat lebih, istilahnya 'pasif', cuma nunggu pergerakan dari cowoknya. Cowoknya juga bodoh, emang sih si cewek ini terkenal pintar dan aktif dalam banyak kegiatan di sekolah, mungkin karena itu cowoknya jadi minder. Padahal dua2nya jelas2 saling suka, sms-an tiap hari, kalo dimintai bantuan apa aja cowoknya cepat tanggap, tapi ya gitu.
Akhirnya yang ada dua-duanya galau dan malah lost contact, terakhir dengar kabar setelah beberapa tahun berlalu cowok itu ngungkapin, tapi si cewek udah punya cowok dan udah nyaman banget sama cowokya sekarang.
Yaa namanya juga cinta2an anak SMA, masih polos, masih belum tahu harus gimana, dan bodoh. Lagian menurut penelitian juga jarang banget orang yang pada akhirnya nikah sama teman SMAnya, tapi nggak bisa dipungkiri cinta yang kita rasain waktu masih SMA itu berkesan banget.
Ada yang suka sama adek kelas, kakak kelas, teman seangkatan, bahkan teman sekelas.
Kalau dipikir-pikir kisah cintaku sama teman-temanku waktu SMA gak ada yang berjalan baik, paling cuma 1 atau 2 yang berhasil sampe sekarang, selebihnya cuma sekedar mencintai diam-diam, atau cuma PDKT doang trus gak lanjut.
Tapi jujur, meskipun sudah move on dari cintaku pas SMA, sampai sekarang aku belum ngerasain hal yang sama seperti yang kurasain ke 'dia'. Eaakkk
Deg-degannya waktu liat dia, waktu ngobrol sama dia, waktu mata kita bertatapan, bahkan hal sekecil apapun kalau itu tentang dia bisa bikin aku kayak orang gila. HAHAHA. Kalau sekarang mah ke cowok rasanya flat, blum nemu jinxnya. Belum nemu yang bisa bikin sensasi kupu-kupu terbang di perut.
Dulu pas masih naksir orang itu, dari depan gerbang sekolah, dia berdiri di lapangan basket yang jaraknya mungkin sekitar 100 meteran, aku tahu kalau itu dia padahal aku lagi gak pake kacamata. Dan itupun jantungku rasanya udah mau meledak. Mungkin karena itu juga, pas SMA nulisnya lebih produktif. Kalo sekarang bingung mau nulis apaan, gak ada 'muse'.
Hey My 'muse', please come to me this year. (?)
Credit : Gambar di atas nemu di google, jadi aku gak gambar sendiri, dan kutipan terakhir tentang jatuh cinta bodoh itu juga nemu di tumblr :)
Last but not least, WELCOME 2k17!!!! Please be my year! And for everyone:)
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar