Fanfic : Story About Us part 3
Finally, I can post in my personal blog again... hohoho
Story About Us part 3 has posted...
tarrra.......
New cast
Asni as Lee Moonhwa
Ayu as Cho Eunra
Let's check this out...
N.B
Untuk part ini cukup segini dulu... jgn lupa di comment yawh...
Story About Us part 3 has posted...
tarrra.......
New cast
Asni as Lee Moonhwa
Ayu as Cho Eunra
Let's check this out...
Kini di depan kami terlihat sebuah taman yang diterangi oleh lampu-lampu bulat yang cukup terang. Kami masuk ke area taman itu dan mulai berkeliling mencari seorang yeoja yang dari tadi menghilang. Tapi aku tak menemukan seorang pun di taman ini. oh ya, dia kan bertemu dengan yeoja yang mirip Yoora disini tadi siang. Pasti sekarang Yoora sudah tidak ada di taman ini lagi. Kulirik namja itu yang terus melihat ke sekeliling taman.
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
Lagu ‘it has to be you’ mengalun lembut dari handphoneq. Memecahkan keheningan di taman ini. dengan segera kuambil hp itu dari kantong celana jinsku. Saat aku mengambilnya, sepertinya ada barang yang jatuh bersamaan dengan Handphoneku., karena ada bunyi pelan di jalan taman ini. Tapi barang apa yang jatuh? Disini gelap jadi aku tidak bias melihat dengan jelas. Tapi aku tidak terlalu memedulikan barang itu dan segera melihat layar handphoneku. Nama Jisun tertera disana. Ya ampun, aku lupa sama anak itu.
“Hya! Sohee, kamu dimana? Aku tuh nyariin kamu dari tadi tahu. Kupikir kamu hilang juga kayak Yoora.” Sambarnya begitu aku mengangkat telpon darinya.
“Heh, mian ya. Aku lupa sama kamu. Aku lagi nyariin Yoora nich.” Jawabku.
“Ih, teganya. Masa’ aku dilupain gitu. Aku tahu kamu pasti bercanda. Aku kan nggak mungkin dilupain gitu ajah. Sekarang kamu dimana?” tanyanya lagi. Sifat narsisnya itu nggak pernah hilang.
“Ih, penting gitu nginget kamu. Aku lagi di taman nich. Kamu tunggu aku disitu. Sekalian jagain skuterku. Hehehe” jawabku dengan lebay dan tiba-tiba telpon terputus. Napa ni anak, jangan-jangan kehabisan pulsa lagi. Hahaha, dasar.
"hey, di sebelah sana itu apa?" tanya namja itu sambil menunjuk ke arah jalanan di luar taman. Dengan spontan, mataku melirik ke arah yang ditunjukkannya. Disana terlihat sesuatu bergerak di bawah lampu jalanan. Jangan-jangan itu anjing liar yang sedang mengintai kami lagi. OMO, Umma aku takut. Nanti kalau aku dikejar anjing gimana donk? Lariku kan nggak cepat.
“Kau mau melihatnya?” Tanya namja itu membuyarkan lamunanku tentang anjing liar. Aku menggeleng sambil memperlihatkan ekspresi takut.
“Coba kamu perhatikan, kayaknya itu orang dech. Siapa tahu itu temanmu yang hilang.”
Dengan segera kupicingkan mataku agar melihat lebih jelas. Kayaknya itu beneran orang dech. Tunggu, kayaknya aku kenal jaket itu dech.
“Eh, iya itu kayaknya beneran yoora!” seruku sambil melangkahkan kakiku dengan cepat menuju tempat itu.
Yoora tidak sendirian. Dia bersama Donghae Oppa. Apa yang Donghae Oppa lakukan malam-malam begini. Mungkin ini jawaban mengapa dia sangat susah dihubungi hari ini.
“Sohee!” panggil Donghae Oppa yang sepertinya menyadari kehadiranku. Aku mendekat untuk memastikan itu benar-benar Yoora dan Donghae Oppa. Mereka duduk sambil memeluk kaki mereka masing-masing. Yoora menyandar di bahu Donghae Oppa dan tangan Donghae Oppa merangkul badan Yoora. Sepertinya dia tertidur. Wajah mereka pucat. Mungkin karena kedinginan. Cuaca di luar sini memang sangat dingin meskipun sudah memdekati akhir musim dingin. Entah kenapa rasanya ada yang tidak enak dihatiku melihat posisi mereka yang seperti itu. Aku ini kenap sih?
“Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanya Donghae Oppa heran.
“Kita semua mencari kalian.”
“Kau sendiri?”
“Eh, ani aku bersama… tunggu dia kemana?” aku melihat kesekelilingku. Tapi tak kudapati namja yang tadi menolongku. Kemana dia pergi?
“Sohee, tolong carikan bantuan. Yoora pingsan karena kedinginan. Sepertinya dia hipotermia.” Kata Donghae Oppakepadaku yang masih kebingungan dengan hilangnya namja yang menolongku tadi. Aku melirik sekilas kearah mereka berdua kemudian segera mengambil handphoneku. Setelah mengutak-atik sebentar akhirnya aku menemukan nama kontak yang kucari, yaitu “Yesung Oppa” segera kutekan tombol calling. Beberapa saat kemudian telpon diangkat dan tampa membuang waktu aku segera menjelaskan keadaan disini. Sepertinya ia panic dan terdengan mesin mobil yang digas.
Tak berapa lama kemudian, Yesung Oppa datang. Kami segera naik ke mobilnya dan menuju rumah sakit. Semoga Yoora baik-baik saja.
~~~
Kibum POV
Kami semua meunggu Yoora yang kini di ruang ICU. Semua berdoa semoga dia baik-baik saja. Tapi kuperhatikan sepertinya ada seseorang yang tidak ada disini. Oh ya, Jisun tidak ada disini. Dengan segera aku menghampiri Sohee Noona yang tadi pergi bareng Jisun. Setelah kutanyakan, dia sendiri kaget karena ternyata Jisun ketinggalan di dekat taman tadi. Ya ampun, noona sepikun itukah kamu sampai melupakan temanmu sendiri. Akhirnya aku menanyakan dimana tepatnya dia meninggalkan Jisun dengan Motornya. Kyuhyun menawari membantuku untuk mencari jisun. Karena Sohee Noona mengaku meningglkan motornya bersama Jisun, akhirnya Kyuhyun memboncengku menggunakan motor Kyuhyun.
Kami sampai di tempat yang dimaksud Sohee Noona. Keadaannya masih sama saat kami berkumpul di dekat sini tadi. Sangat sepi seperti tidak ada kehidupan. Hanya suara angin dan deru motor kyuhyun. Tiba-tiba HP Kyuhyun berbunyi memecah kesunyian disini. Sepertinya yang menelponnya adalah Ummanya. Setelan selesai menelpon dia memandangku.
“mian Hyung, Ummaku menyuruhku pulang karena sudah jam setengah satu. bisakah hyung nyari Jisun Noona sendiri. Sekali lagi jeongmal mianhae, Hyung. Tapi aku tidak bias membantah Ummaku.” Ucapnya dengan tatapan menyesal dan tidak enak. Akupun turun dari motornya.
“Pulanglah. Ummamu pasti sangat khawatir. Nan Gwaencana.” Kataku sambil tersenyum. Dia segera menjalankan motornya. Dan sekarang aku sendiri disini. Andaikan orangtuaku belum bercerai, pasti Ummaku juga akan mengkhawatirkanku seperti itu. Sekarang ini Ummaku tinggal di Amerika dan Appaku tinggal di Jepang mengurusi bisnisnya. Sedangkan aku disini bersama Hyungku tinggal di apartment yang dibelikan Appa untuk tempat tinggal kami berdua.
Aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru arah. Dan mataku berhenti pada skutermatik warna merah hitam yang teparkir di pinggir jalan sekitar seratus meter di depanku. Dengan segera aku berjalan cepat kearah motor itu. Tapi, tak kutemukan seorangpun di dekat motor itu. Ini memang motor milik Sohee Noona tapi, Jisun dimana? Tiba-tiba aku merasa seperti sesuatu menyentuh kakiku dan menarik-narik celanaku. Aku melirik ke bawah dan betapa kagetnya aku sesuatu yang berwarna hitam disana. Benda itu bergerak dan tiba-tiba berdiri. Aku hampir saja teriak. Tapi justru bukan teriakan yang keluar melainkan tawa. Ternyata benda itu adalah orang yang kucari, yaitu Jisun tentunya. Dia memakai pakaian serba hitam dengan topi hitam. Wajar saja dia tidak terlihat di tempat gelap ini. Belum lagi dia jongkok sambil menelungkupkan wajahnya. Sehingga wajahnya tidak terlihat dan hanya terlihat warna hitam dari pakaian yang dikenakannya.
“Kau bawa kendaraan?” Tanya Jisun. Aku menggeleng dan menjelaskan bahwa tadi aku diantar Kyuhyun dan sekarang Kyuhyun sudah pulang. Dia memukul jidatnya mendengar penjelasanku.
“Tapikan ada motor ini?” tanyaku sambil menunjuk motor Sohee Noona yang terparkir di samping kami.
“iya, motornya memang ada, tapi kuncinya nggak ada. Kuncinya ada sama Sohee.” Katanya sedikit keras. “Kalau ada kuncinya, mungkin dari tadi aku sudah pulang. Daripada kedinginan disini.” Tambahnya.
“Lho, bukannya kamu nggak bias naik motor?”
“Bisa kalau aku nekat.” Katanya lagi.
“ya sudahlah, kita jalan kaki saja ke halte bis yang terdekat.” Kataku sambil berjalan mendahuluinya.
“Eh, nggak bisakah telpon yang lain buat jemput kita? Trus, motor ini mau diapain? Masa’ mau ditinggal disini.” katanya memberi solusi agar tidak jalan kaki.
“Oh ya, kalau begitu kamu telpon Hyungku suruh jemput kita. Aku nggak bawa HP. Biarkan saja motor ini disini. Kau mau menuntunnya?” Kataku sambil terus berjalan.
“ya nggak lah. Tapi, Sepertinya kita memang harus jalan kaki.” Katanya yang membuatku berhenti berjalan dan melihat ke arahnya. “Pulsaku habis, untuk menelpon Sohee tadi. Lagipula kalau aku bisa menelpon, pasti dari tadi aku sudah menelpon kalian untuk menjemputku bukannya menunggu satu jam lebih disini dan pastinya kedinginan.” Tambahnya. Aku menghela nafas kemudian berjalan ke arahnya dan merangkulnya.
“Ya! Cingu, kau pasti kedinginan? Apakah ini menghangatkanmu?” tanyaku sambil mempererat rangkulanku kemudian berjalan sambil terus merangkulnya.
“Ne, memang hangat, tapi juga geli. Lepasin dong!” katanya sambil melepaskan tanganku secara perlahan dari pundaknya.
“Shireo!” jawabku sambil mengencangkan rangkulanku lagi agar dia tak bisa melepasnya.
“Ya! Kubilang lepasin. Geli tau!” teriaknya di dekat telingaku sambil terus berusaha melepaskan rangkulanku.
“Shireo. Akan terus seperti ini sampai di halte.” Jawabku sambil bercanda.
Akhirnya kami pun terus bertengkar dan bercanda. Jalanan di tempat ini sangat sepi dan berputar-putar. Kami bahkan berkeliling dan nyaris tersesat. Untungnya ada mobil lewat dan kami mengikuti mobil itu sampai ke jalan raya. Di halte pun kami masih bercanda menunggu bis lewat. Taklama kemudian bis datang dan kami segera masuk ke bis dan turun di tempat tujuan masing-masing. Sampai di apartementku, aku segera terbaring karena kelelahan.
~~~
Youngmi POV
Aku terbangun dari tidurku kemudian mengucek-ngucek mataku yang amsih terasa mengantuk. Kulihat jam weker yang tergeletak di meja samping kasur. Sudah jam 8 pagi rupanya. Badanku terasa lengket-lengket. Pasti karena aku tertidur dalam keadaan berkeringat. Dan aku belum mandi dari kemarin. Bauku sangat tidak enak. Apakah ini bau badanku? Akhirnya aku memutuskan untuk mandi dengan air hangat.
Segar rasanya sehabis mandi. Badanku tidak terasa lengket lagi. Tapi perutku terasa lapar. Akupun memutuskan untuk ke dapur. Semoga Leeteuk Oppa memasak sesuatu untuk dimakan. Aku berjalan dengan santai menuju dapur. di tengah jalan, aku berpapasan dengan Leeteuk Oppa yang sudah berpakaian rapi. Dia juga melempar kunci mobil ke atas kemudian menangkapnya dengan satu tangan. Dia mau pergi kemana?
“Heh Oppa, mau kemana?” tanyaku sedikit berteriak sambil memperhatikan penampilannya. Sudah sekitar setahun aku tidak bertemu dengannya. Dan dia terlihat semakin tampan. Apakah dia rajin pergi ke salon? Rambutnya yang dulu hitam sekarang berubah warna menjadi pirang. Meskipun dia terlihat tampan dengan rambut seperti ini, tapi aku lebih suka rambut aslinya yang berwarna hitam. Wajahnya sangat mirip dengan Appaku. Yang berbeda hanya sebuah lesung pipi yang Nampak setiap kali dia tersenyum.
“Aku mau sarapan di luar sekalian menjenguk dongsaengnya Yesung yang tadi malam masuk rumah sakit.” Jawabnya sambil memperhatikanku balik.
“Maksudmu Yoora? Aku ikut nah. Bosan di rumah terus. Pingin jalan-jalan.” pintaku sedikit memaksa. Kuharap dia mau mengajakku.
“Baiklah. Sana ganti baju!.” Perintah Oppa. Dengan segera aku berlari menuju kamarku dan mengganti baju rumahku dengan baju yang bagus. Aku bercermin sambil menyisir rambutku dan membubuhkan sedikit bedak di wajahku. Kemudian aku menyemprotkan parfum yang berwangi segar. Jaket biru muda ini menurutku cocok dengan bando berpita biru muda yang tengah kukenakan. Sekarang aku sudah siap. Persiapan ini tidak memakan waktu lama. Hanya 5 menit kira-kira. Setelah siap semua, aku berlari ke ruang tengah untuk menemui Oppaku yang sudah menunggu. Tidak lupa aku membawa handphoneku dan sebuah sisir berwarna kuning yang ku taruh di dalam tas selempengan hitam yang juga berisi dompetku.
Sepanjang perjalanan aku hanya melihat ke luar sambil sesekali bertanya pada Oppaku. Dan Leeteuk Oppa hanya konsentrasi menyetir mobil sambil sesekali menjawab pertanyaan yang kuajukan. Beberapa saat kemudian mobil berhenti dan Oppa memintaku turun. Dia mau memarkir mobilnya sebentar dan menyuruhku menunggu. Kini aku berdiri di depan sebuah Café & Resto yang bernama Dong-Dong Café & Resto. Café ini cukup besar dengan dua tingkat. Papan namanya besar dan berwarna-warni. Sepertinya ini café mahal, dan sepertinya juga ramai dikunjungi orang.
Kami masuk bersama dan segera menuju satu meja yang kosong di tengah ruangan. Oppa bilang, Café ini milik temannya yang bernama Shindong. Dan semua menu disini sangat enak dan harganya terjangkau. Tapi aku yakin pasti Leeteuk Oppa sering minta diskon. Karena dia itu pelit dan sering nggak rela ngeluarin duit. Tak lama datanglah seorang waitress yang menyapa Leeteuk Oppa dengan akarab. Sepertinya mereka sohib-an.
“Yang biasa ya.” Kata Oppa pada waitress itu.
“Kamu mau pesan apa?” Tanya Oppa padaku.
“Wah, Hyung! Yeoja ini pacarmu ya? Kau ini parah sekali. Pacaran dengan anak SMA.” Kata Waitress itu asal nuduh.
“Eh, ani. Dia dongsaengku. Namanya Youngmi.” Kata leeteuk Oppa memperkenalkan diriku.
“Oh dongsaeng Leeteuk hyuung. Kenalkan namaku Henry. Aku adalah junior Oppamu sekaligus waitress disini. Kau ingin pesan apa?” katanya memperkenalkan diri.
“Sama kayak dia.” Ujarku sambil menunjuk Leeteuk Oppa yang duduk di depanku.
“ok” kata Henry sambil mencatat kemudian pergi dari hadapan kami.
Makanan pun datang. Dua piring pancake coklat hangat dan dan tentunya dua gelas mocacino panas. Kami pun segera menikmati makanan kami. Ternyata selera Leeteuk oppa lumayan juga.
Setelah kenyang sarapan, kami pun pergi menuju rumah sakit tempat Yoora dirawat. Sampai disana kami bertanya ke resepsionis dimana kamar Yoora. Setelah mendapat nomor kamarnya, kami segera mencarinya. Kamarnya berada di lantai 3 rumah sakit ini. Ruangan kelas 1 yang cukup besar. Berisi dua tempat tidur, tapi yang satu kosong. Yoora sedang terbaring di salah satu kasur dan kurasa sepasang suami istri yang tengah duduk di pinggir kasur itu adalah orang tuanya. Kami masuk dan tak lupa memberi salam kepada kedua orang tuanya. Sepertinya mereka baru pulang dari perjalanan jauh.
Kami mengobrol sebentar dan orang tuanya menceritakan kalau Yoora tersesat dan kedinginan. Kemudian setelah ditemukan keadaannya sudah seperti ini. Ya ampun, pasti dia sangat kepanasan sekarang ini. Rambutnya basah karena keringat dan beberapa butir keringat menetes dari dahinya. Dia memakai selimut elektronik yang bisa diatur suhunya. Dan pastinya selimut itu yang membuat Yoora kepanasan.
“Permisi Ajjuma, Ajjushi aku keluar sebentar. Ada keperluan di rumah sakit ini.” Ucap Leeteuk Oppa setelah lama asik mengobrol dengan kedua orang tua Yoora.
“Oh ya, silakan. Kami dengar-dengar ini rumah sakit tempat kau kerja praktek ya?” Tanya Umma Yoora. Oppaku adalah seorang mahasiswa kedokteran yang sedangdalam masa kerja praktek. Dan rumah sakit ini adalah tempat oppa menjalani kerja prakteknya.
“Ne. tapi hanya pada hari senin dan rabu. Annyeong” kata Leeteuk Oppa sembari berpamitan dan keluar dari kamar. Aku mengikutinya dari belakang. Wah, ternyata Oppaku hebat juga. Dia bisa kerja praktek di rumah sakit besar ini. Oppa jalan terus. Sepertinya dia menuju ruangan dokter. Tapi dia berhenti di depan seorang dokter berjas putih. Sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang serius. Aku tidak ingin mengganggu mereka. Pergi ke toilet ah. Aku ingin nembenahi rambutku yang rasanya mulai acak-acakan.
Di depanku ada dua pintu. Dan dimasing-masing pintu terpasang papan kecil yang masing-masing bergambar orang yang memakai rok dan orang ngggak pakai rok. Tanpa berpikir aku masuk ke toilet yang bergambar orang memakai rok. Mungkin ini karena insting wanitaku. Di dalam ada dua orang yeoja yang sdang membicarakan sesuatu.
“Jadi, kamu ninggalin motorku disana?” Tanya salah seorang dari mereka dengan sedikit berteriak. Gadis itu memakai mantel warna oranye dengan celana jins dan sepatu boot warna coklat muda. Rambutnya lurus panjang. Wajahnya manis dan imut.
“Emangnya aku harus nuntun motormu pulang. Ya ampun, kamu nggak kasihan apa sama tanganku? Lagian salahmu sendiri bawa kunci motormu. Kalau kamu ninggalin kunci motor itu sama aku mungkin aku bakal pulangin motormu.” Kata yang seorang lagi membela dirinya. Rambutnya pendek cepak tertutupi topi hitam yang terpasang di kepalanya. Mantelnya warna hitam memakai celana jins hitam dan sepatu sneakers hijau lumut.
“Orang kuncinya aja nggak sama aku kok.”
“Trus sama siapa? Waktu aku kembali abis beli kopi kuncinya udah nggak ada kok.”
Seketika itu juga wajah cewek berambut panjang itu memucat. Dia seperti teringat sesuatu.
“Argh, temani aku ke tempat itu sekarang! Kunci motorku ketinggalan disana?” katanya sedikit panic.
“eh, baru aja nyampe, udah mau pergi lagi. Jenguk Yoora aja belum.” Kata cewek satunya. Sepertinya mereka ini teman-teman Yoora.
Setelah mereka berdua keluar dari toilet, aku mencuci tanganku kemudian menyisir rambut panjangku. Sedikit memandangi wajah manisku di cermin kemudian keluar toilet. kini aku berdiri di samping pintu toilet pria. suara sayup-sayup terdengar dari dalamnya. Sepertinya ada yang sedang menyanyi. Semakin lama suaranya terasa semakin jelas. Jujur, ini adalah suara terindah yang pernah kudengar. Seperti suara malaikat. Namja ini menyanyikan lagu In My Dream milik Super Junior. Suaranya sangat merdu ditambah lagi warna suaranya yang unik dan vibranya. Tak terasa aku mulai terhanyut mendengar suara ini. OMO, aku jatuh cinta pada suara ini. Siapa gerangan namja yang memiliki suara emas seperti ini? Aku harus memastikannya. Bukan berarti aku nekat dan masuk ke toilet pria. Aku akan menunggu namja yang pertama kali keluar dari toilet. mungkin dialah orang itu.
Tak berapa lama kemudian, seorang namja keluar. Wajahnya sangat tampan hidungnya mancung dan kulitnya terlihat bersih. Sungguh seperti malaikat. Apakah dia ini benar-benar manusia? Dia berhenti sejenak di depan pintu toilet pria. Dia menatapku yang berdiri di dekat pintu masuk toilet pria.
“Sedang menunggu seseorang?” tanyanya. Mungkin dia heran melihatku berdiri disini.
“eh, ne. aku sedang menunggu oppaku.” Jawabku sambil tersenyum. Dia membalas senyumku. Dan sekali lagi dia dapat membuatku hampir mati kesenangan. Mungkin senyum itu bisa membunuh siapa pun yang melihatnya. Oh, Neomu Kyeopta.
“Aku pergi dulu ya!” pamitnya lalu menghilang dari hadapanku. Sebenarnya menurutu dia tidak pertlu pamit, toh aku tidak mengenalnya. Ah sudahlah. Mungkin nanti kami akan bertemu lagi. Bukannya di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.
~~~
Author POV
Dua orang yeoja turun dari bis, mereka berjalan terburu-buru menuju jalan masuk ke sebuah perumahan. Salah satu dari mereka berwajah gugup seperti sedang panic. Sedangkan Yeoja yang lain hanya bersikap tenang.
“Jadi, kita mau kemana sekarang?” Tanya yeoja yang bersikap tenang seraya memulai pembicaraan.
“Ke tempat yang tadi malam.” Kata yeoja satunya sambil terus berjalan. Mereka berdua adalah Sohee dan Jisun yang sedang mencari kunci motor milik Sohee yang dicurigai tertinggal di area pencarian Yoora tadi malam.
Setelah berjalan hampir 15 menit. Mereka sampai di tepat tujuan. Yaitu tempat motor Sohee yang masih terparkir dengan rapi di pinggir jalan. Namun kini keadaan motor itu sudah berubah dari sebelumnya. Salju tipis menutupinya. “ternyata keadaan di tempat ini tidak ada bedanya denga yang tadi malam” batin Jisun dalam hati sambil melihat-lihat sekelilingnya dengan tujuan dapat menemukan kunci motor Sohee. Memang komplek perumahan ini adalah komplek perumahan milik orang-orang kaya yang sibuk seharian dan sering meninggalkan rumah untuk keluar kota. Jadi keadaan di komplek ini sangat sepi. Mungkin hanya ada 1-2 mobil yang terlihat lewat.
“Kamu cari disini ya! Aku cari di taman yang disana! Sekalian jaga motor!” kata Sohee kemudian berjalan terburu-buru bahkan sedikit berlari. Selain ingin mencari kuncinya, dia juga berharap bertemu dengan namja yang menolongnya semalam. Mereka belum sempat berkenalan. Tapi namja yang manis itu berhsil membuat Sohee susah tidur semalam. Namja yang menghilang saat Sohee sudah menemukan Yoora.
Taman itu sangat sepi. Bahkan burung-burung gereja pun seperti enggan mampir ke taman itu. Burung-burung itu hanya terbang di atas taman menuju ke atap-atap rumah penduduk di sekitaran komplek tersebut. Sohee mengedarkan pandangannya kearah bawah yang dirasakannya tempat yang tepat saat dia menjatuhkan sesuatu. Tadi malam ia merasa menjatuhkan benda lain saat dia mengeluarkan handphone dari celana jinsnya. Dan benda yang paling mungkin dijatuhkannya adalah kunci motornya.
Di tempat lain, Jisun duduk santai di atas motor yang terparkir. Di sudah mencari cukup lama dan tidak mendapatkan hasil. Jam tangan yang kini tengah dilihatnya menunjukkan pukul 9.30. “Aduh, Sohee kemana sih? Sudah setengah jam lagi.” Gerutu Jisun yang sudah mulai kebosanan. Tempat itu benar-benar sepi. Semakin membuat kebosanan Jisun bertambah. Saat kebosanan itu memuncak, lewatlah seorang namja imut. Namja itu menoleh sekilas kearah Jisun. Kemudian melanjutkan jalannya. Di tangan namja itu terdapat sebuah buku setebal kira-kira 2 cm.
“Kayak kenal dech.” Gumam Jisun yang merasa familiar dengan wajah namja itu.
Sohee hampir pasrah saat dia melihat seorang yang familiar berjalan kearahnya. Namja itu tersenyum melihat Sohee. Dan Sohee pun membalasnya.
“Annyeong haseyo!” ujar namja yang kini tengah berdiri di depan Sohee.
“Annyeong!” balas Sohee dengan ramah.
“Apakah kau sedang mencari ini?” Tanya namja itu sambil memperlihatkan kunci dengan gantungan kecoa yang diawetkan.
“Eh ne. dimana kau menemukannya?” Tanya Sohee terheran-heran.
“tadi malam, waktu kamu lari kearah temanmu, aku lihat ada benda yang berkilauan di tanah. Waktu kulihat ternyata kunci ini. Kupikir kamu pasti nyari. Karena waktu kamu ngambil HP-mu ada suara benda jatuh. Makanya aku kesini pagi ini.” Katanya panjang lebar.Sohee hanya manggut-manggut mendengar penjelasan namja tadi.
“Gomaweoyo! Untuk tadi malam dan untuk kunciku. Ohya, kita belum kenalan. Choneun Yeon Sohee Imnida.” Kata Sohee sambil mengbungkukkan badan 90o.
“Lee Sungmin imnida” kata Sungmin sambil tersenyum.
“Kau disini sedang apa? Apakah rumahmu dekat sini?” Tanya Sohee basa-basi.
“Ne, dulu. Tapi sekarang aku sudah pindah. Aku sering kesini untuk membaca buku kalau aku lagi bosan. Aku suka suasana tempat ini. Karena sepi jadi tidak ada pengganggu.” Ujarnya tetap dengan senyum manis khas Sungmin. Setelahnya mereka mengobrol hingga Sohee pamit untuk pulang. Dia ingat dengan tujuannya datang kesini. Dan sekarang dia sudah mendapatkan itu. Mereka berdua jadi lebih akrab. Bahkan mereka saling menukar nomor HP.
Jisun kembali melengos. Dia ingin menyusul Sohee. Tapi dia takut tersesat karena di komplek ini semua rumah bertipe sama dan berwarna sama. Dia hampir putus asa menunggu Sohee selama 1 jam. Sampai akhirnya ujung hidung Sohee terlihat dari jauh dan membuat Jisun bernafas lega. Sampai di dekat motor, Sohee segera menyuruh jisun turun dan Sohee naik.
“Kenapa lama sekali, sih?” Tanya Jisun pada Sohee yang sednag men-starter motornya.
“Tadi, aku ketemu temanku. Jadi ngobrol dulu dech.” Jawab Sohee dengan ekspresi tanpa dosa.
“Teman? Apa seorang namja?” Tanya Jisun yang pensaran. Dia berpikir jangan-jangan namja yang tadi lewat.
“Ne. namanya Sungmin. Dia namja yang sangat tampan dan imut.” Jelas Sohee sedikit melebih-lebihkan.
Jisun semakin curiga. Dia benar-benar merasa pernah bertemu dengan namja bernama Sungmin tersebut. Tapi Jisun lupa dimana dan kapan dan tepatnya siapa Sungmin itu. Akhirnya Ia menyerah dan tidak memikirkan itu lagi. Dia naik ke atas motor yang sudah siap jalan dan memakai helm yang sudah mereka persiapkan. Tiba-tiba Hp Jisun bergetar menandakan ada SMS masuk.
From : Monkey Kunyuk
Yoora dah keluar. Kalau mau jenguk,
langsung ke rumahnya aja.
Akhirnya mereka memutar jalan dan menuju rumah Yoora. Disana, Yoora sudah terlihat segar. mereka bertujuh berkumpul sambil webcam-an bareng Eunra. Sungguh hangat persahabatan mereka. Apalagi bulan depan Eunra akan pulang ke Korea. Menambah kebahagiaan diantara mereka.
~~~
Tbc...
N.B
Untuk part ini cukup segini dulu... jgn lupa di comment yawh...
Bagi yg namax blum kluar, sabar yawh...
Mungkin bwt slanjutnya aq bkal nge-post di blog terus...
tpi law dah q post, bakal q kabarin lwat FB...
Hehehehe
u/ part 4 mungkin baru bsa q post abis UUB...
Thx bwt yg dah nyempetin baca...
geli ? wakakak lol
BalasHapuseh, aku sakit ya? kasian.kasian==